Membangun Life Skill Anak dengan Media Boneka Tali

Membangun Life Skill Anak dengan Media Boneka Tali
Ilustrasi/ Foto: urbanasia.com.

TVMU.TV - Mungkin istilah hard skills maupun soft skills tidak terdengar asing di tering kalian. Namun di antara kedua skills itu, terdapat satu skill yang jarang disebutkan tapi wajib dipelajari sekaligus dimiliki untuk saat ini. Skills tersebut adalah life skills.

Life skills adalah keterampilan hidup atau kemampuan seseorang dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain.

Education Enthusiast & Trainer, Aris Ananda menyebutkan, life skills sangat penting dimiliki untuk saat ini, terutama bagi anak. Keterampilan ini tentunya bermanfaat agar si anak dapat membangun kesadaran eksistensi dan potensi dirinya.

"Anak menjadi lebih mampu menggali dan mengolah informasi, berani mengambil keputusan atau memecahkan masalah, serta membangun kecakapan komunikasi dan empati anak,” ujarnya saat menjadi pembicaraan dalam acara yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation, Rabu (6/4/2022).

Untuk mengasah life skill pada anak, ia mengatakan, para orang tua dapat menggunakan media pembelajaran seperti gambar, publikasi, rekaman audio, audio visual, pameran, proyeksi, serta benda tiruan. Salah satu media tiruan yaitu boneka puppet atau boneka tali.

“Doll dan puppet ini berbeda, kalau doll sebatas benda saja dan pasif, sedangkan puppet bisa digerakkan dan disertai cerita atau dongeng. Boneka memiliki model 3 dimensi yang bisa bergerak dan berbicara, sehingga mampu mentransfer pengetahuan ke anak melalui berbagai indra," tutur Aris.

Hal senada pun disampaikan, Storyteller, Ryan Shahrezade. Dia mengakui bahwa boneka tali terbilang sangat efektif untuk pembelajaran anak dan membangun life skill pada anak usia PAUD, TK dan SD. Tapi, hingga saat ini belum ada sekolah khusus untuk belajar pementasan boneka tali.

Menurut dia, pembelajaran hanya baru dilakukan melalui pelatihan-pelatihan tertentu di kalangan guru ataupun sekolah dengan menghadirkan para siswanya. Terlebih, pelatihan tersebut baru sebatas untuk bisa mengoperasikan boneka tali saja.

Sedangkan, lanjut Ryan, pelatihan yang bertujuan untuk menjadi pemain profesional, sampai sekarang masih sangat jarang. Dengan demikian, hal ini berakibat pada eksistensi pemain boneka tali ke depannya. (Fachri Septian)