Panitia Sebut Venue Utama Muktamar ke-48 Telah Siap

Panitia Sebut Venue Utama Muktamar ke-48 Telah Siap
Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS/ Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Kepala Seksi Media Publikasi dan Dokumentasi Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48, Anam Sutopo menyebutkan venue utama Muktamar, yaitu Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) telah siap 100 persen.

Lebih lanjut, ia mengatakan venue lainnya masih dalam tahap penyempurnaan dan ditargetkan akan tuntas pada akhir bulan ini.

”Karena memang awalnya agenda Muktamar diselenggarakan dua tahun lalu andaikata tidak ada pandemi Covid-19,” kata Anam seperti dikutip dari situs muktamar48.id, Ahad (31/10).

Setelah itu, Anam menuturkan bahwa Edutorium UMS telah dibangun sejak Juli 2020 dan sengaja dibangun untuk perhelatan Muktamar ke-48, pasca PP Muhammadiyah menunjuk Jawa Tengah dan UMS sebagai tuan rumah.

”Jadi kami dan para pimpinan UMS memang sudah berniat membuat gedung ini untuk event Muktamar Ke-48. Sayangnya karena ada pandemi, harus ditunda dulu. Tapi karena diundur, kami jadi bisa mengenalkan gedung ini lebih dulu ke masyarakat selama dua tahun ini. Alhamdulillah gedung ini sudah banyak dikenal masyarakat,” terangnya.

Selain Edutorium UMS, Anam mengataka Muktamar ke-48 memiliki tiga venue lainnya seperti Stadion Manahan untuk pembukaan Muktamar ke-48, selanjutnya De’ Tjolomadoe sebagai lokasi hiburan bagi para penggembira seperti bazar dan expo, dan gedung Siti Walidah UMS untuk rangkaian kegiatan Muktamar Aisyiyah.

”Edutorium ini nanti akan digunakan untuk agenda inti Muktamar. Sidang pemilihan 13 pemimpin Muhammadiyah. Yang dipilih kolektif kolegial. Kemudian dalam sidang juga dirumuskan berbagai arah kebijakan Muhammadiyah dan rekomendasi-rekomendasi untuk pemerintah Indonesia,” tutur Anam.

Anam menambahkan, sebanyak 3 juta penggembira yang diperkirakan bakal memadati Kota Surakarta pada 17-21 November.

Dia menyebutkan jutaan penggembira ini ikut memeriahkan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, lantaran ada rasa kerinduan terhadap pemimpin dan organisasinya. Bahkan, adanya rasa memiliki Perserikatan Muhammadiyah.

”Berdasarkan data kami, kuota penggembira sudah penuh. Padahal sekolah, masjid, sudah kami berdayakan. Jadi kalau ada yang daftar lagi harus mencarikan tempat di luar Kota Solo. Seperti di Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali,” ungkap Anam.

VIDEO: Olahraga dan Karakter Bangsa