UMS Gelar Pelatihan Etika Publikasi Penelitian Secara Daring

UMS Gelar Pelatihan Etika Publikasi Penelitian Secara Daring
Perpustakaan dan Pusat Layanan Digital UMS menggelar pelatihan bertajuk 'Etika Publikasi Penelitian', Jumat (8/12) secara daring. Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Perpustakaan dan Pusat Layanan Digital Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pelatihan bertajuk 'Etika Publikasi Penelitian', Jumat (8/12) secara daring.

Saat membuka acara, Wakil Rektor I UMS Harun Joko Prayitno mendorong mahasiswa dan dosen UMS untuk melakukan bimbingan mengacu pada paper.

Ia menambahkan, UMS mengambil kebijakan untuk penugasan kepenulisan bukan berupa final report based tetapi bentuknya adalah paper yang bisa dipublikasikan, baik untuk mahahsiswa program sarjana, magister, dan doktoral.

Selain itu, Harun juga menyampaikan, sebagai satu upaya persantunan dalam menghormati lembaga, dilakukan dengan mempromomosikan hasil dan temuan penelitian sivitas akademika UMS ke kancah ilmuwan dunia.

"Pikiran-pikiran dosen itu yang pernah dipublikasikan itu perlu disuburkan. Jadi ini tujuannya resitotal, jadi dosen tetap melaju dengan tidak mandeg publikasi-publikasi risetnya, maka juga menghargai," kata Harun seperti dikutip dari laman resmi UMS.

"Kami ingin mengajak mahasiswa supaya memiliki pengalaman dalam rekam jejak digital. Artinya kalau suatu saat mahasiswa Si Fulan, lulusan Prodi atau fakultas tertentu ingin melamar di satu perusahaan atau bergabung dengan kompani tertentu, ketika di tracking search engine itu sudah muncul namanya," lanjut Harun.

Kegiatan tersebut menghadirkan Johan Jang selaku Customer Consultant dari penerbit jurnal Elsevier Southeast Asia. Dalam paparannya, ia mengingatkan kembali mengenai etika-etika kepenulisan oleh seorang akademisi.

Menurut Johan, etika-etika kepenulisan sangat perlu diperhatikan seperti plagiarisme, research fraud, manipulasi sitasi, hingga penggunaan Artificial Intellegence (AI).

"Nah ini akan sangat-sangat berbahaya dan sangat merusak dunia akademik. Jadi bukan hanya karirnya orang itu saja, atau universitas, bahkan lebih luas lagi ini bisa membuat satu kepercayaan masyarakat umum terkait dengan dunia akademik jadi semakin lama semakin melemah," ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, siapa yang harus bertanggung jawab dalam menjalankan etika publikasi. Adapun pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan etika publikasi dimulai dari penulis, institusi, penerbit, editor, negara, dan dunia akademik secara umum.

"Pihak-pihak ini perlu menyadari peran kita apa. Pelanggaran etika yang mungkin bisa terjadi sesuai dengan peran kita itu apa saja," sebut Johan.

Saksikan Live Streaming The 9th International Summit on Science, Technology & Hummanity UMS