Abdul Mu'ti Nilai Masih Adanya Pemahaman Keagamaan yang Diskriminasi Perempuan

Abdul Mu'ti Nilai Masih Adanya Pemahaman Keagamaan yang Diskriminasi Perempuan
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti saat menghadiri acara pembukaan Global Conference on Women's Rights in Islam di Unisa Yogyakarta, Selasa (14/5). Foto: muhammadiyah.or.id.

TVMU.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menilai masih adanya pemahaman keagamaan yang mendiskriminasi perempuan dan berasal dari penafsiran secara tekstual atas teks keagamaan.

Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri acara pembukaan Global Conference on Women's Rights in Islam di Unisa Yogyakarta, Selasa (14/5).

"Islam adalah agama yang memiliki keberpihakan pada perempuan dan syariat Islam mendorong peran aktif serta kesetaraan laki-laki dan perempuan," tegas Mu'ti. 

Lebih lanjut Mu'ti menjelaskan berbagai contoh tentang pemahaman atas teks keagamaan yang keliru, salah satunya bahwa perempuan berasal dari tulang rusuk adam dan dijadikan dasar untuk mendiskriminasi perempuan.

Kemudian, ia menerangkan pandangan Hamka dan Quraisy Syihab, yang melihatnya sebagai kiasan untuk memahami perempuan dan menempatkan perempuan sebaik-baiknya, bukan menjadikannya sebagai dasar mendiskriminasi perempuan.

Selanjutnya, Mu'ti juga menyebutkan, ajaran Islam sangat memuliakan perempuan, bahkan dalam kenyataanya sejak jaman Nabi Muhammad SAW, perempuan telah banyak mengambil peran penting dan berkiprah di ranah publik hingga politik.

"Jika ada yang memandang bahwa tingkat intelektualitas perempuan lebih rendah dari laki-laki, maka realitasnya, ‘Aisyah merupakan istri nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis yang menunjukkan kecerdasannya," terangnya.

Maka dari itu, Mu'ti mengatakan Muhammadiyah sebagai organisasi yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad juga mendorong perempuan untuk berkiprah di ranah publik dengan mendirikan 'Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam yang terinspirasi dari sosok Aisyah R.A.

VIDEO: 'Aisyiyah Siap Cetak Fasilitator Nasional Baitul Arqam