Dosen Uhamka Soroti Kasus Perundungan Terhadap Guru di Maluku Tengah

Dosen Uhamka Soroti Kasus Perundungan Terhadap Guru di Maluku Tengah
Guru SMAN 15 Maluku Tengah di bully siswa sedang viral di media sosial. Foto: Tangkap layar

TVMU.TV - Dosen Program Studi (Prodi) Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka Eka Heriyani menyoroti kasus perundungan terhadap guru di Maluku Tengah.

Dia menyampaikan peristiwa yang terjadi di Maluku Tengah menjadi pekerjaan rumah besar bagi stakeholder pendidikan untuk menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik.

Eka menambahkan, dunia saat ini tengah dihadapkan dengan kemajuan zaman di berbagai aspek, mulai dari pendidikan hingga IPTEK.

Menurut dia, kemajuan ini pun harus dihadapi dengan pengembangan nilai karakter dan akhlak yang baik, sehingga semuanya selaras dengan kemajuan yang terjadi saat ini.

"Saya kira kejadian yang terjadi di Maluku ini merupakan salah satu contoh cacatnya sistem pendidikan di Indonesia. Kita sebagai stakeholder perlu menanamkan lebih apa itu pendidikan karakter dan moral kepada anak-anak kita, agar memiliki moral dan etika sebagaimana seharusnya seorang peserta didik," kata Eka seperti dikutip dari laman resmi Uhamka, Jumat (25/8).

“Maka dari itu, saya harap peristiwa tersebut dapat menjadi pelajaran dan evaluasi untuk kita semua sebagai pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan secara langsung untuk dapat saling membantu dan mendorong terbentuknya lingkungan pendidikan yang berilmu dan berakhlak,” sambungnya.

Eka menilai kasus perundungan memberikan dampak negatif pada korban. Baginya, hal itu akan mempengaruhi dari psikis maupun fisik korban seperti penurunan kesehatan, depresi, trauma bahkan melakukan bunuh diri.

Terkait hal ini, ia menyampaikan pentingnya peran pihak sekolah dalam mengatasi kasus bullying di lingkungan sekolah, terutama peran Guru Bimbingan Konseling (BK) sebagai centre of point dalam memberikan penanaman nilai karakter, serta memberikan pelayangan di bidang bimbingan dan konseling.

“Guru BK dapat membantu korban dalam memberikan layanan kepada korban agar korban memiliki wadah dalam permasalahan yang sedang dihadapi sehingga korban tetap merasakan perlindungan dan dapat mengembangkan potensi dirinya tanpa merasa dikucilkan,”ucap Eka.

Dia pun berharap permasalahan perundungan yang terjadi di Maluku Tengah menjadi pembelajaran serta evaluasi dari seluruh aspek pendidikan di sekolah. Kemudian kedepannya diharapkan tidak terjadi hal-hal yang merugikan pihak satu sama lainnya.

Sebelumnya, viral di media sosial guru perempuan SMAN 15 Maluku Tengah, Maryam Latarisa, dirundung (di-bully) siswanya sendiri. Maryam, yang menjabat wakil kepala sekolah (wakepsek), diteriaki hingga kunci sepeda motornya dirampas siswa saat dirinya mengendarai sepeda motor di area parkir.

VIDEO: Uhamka Siap Memajukan Sektor Pendidikan Demi Memajukan Indonesia