Fakultas Farmasi UMP Gelar Kuliah Tamu Hadirkan Ahli Ekonomi Kesehatan WHO

Fakultas Farmasi UMP Gelar Kuliah Tamu Hadirkan Ahli Ekonomi Kesehatan WHO
Fakultas Farmasi UMP menggelar kuliah tamu bertajuk Assessing and Communicating the Full Value of Vaccine Assessments pada Senin (8/1/2024) secara hybrid. Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar kuliah tamu bertajuk Assessing and Communicating the Full Value of Vaccine Assessments pada Senin (8/1/2024) secara hybrid.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Raymond Hutubessy selaku ahli ekonomi kesehatan di World Health Organization (WHO), sekaligus visiting professor di Saw Sweee Hock School of Public Health, Singapura.

Dalam paparannya, ia menyebutkan inovasi vaksin baru merupakan sebuah prioritas utama untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.

“Misi dari imunisasi yang akan tercapai pada tahun 2030 yakni setiap orang, di manapun dan pada usia berapapun akan mendapatkan manfaat penuh dari vaksin demi kesehatan dan kesejahteraan yang baik,” sebut Raymond.

Selain itu, Raymond juga menjelaskan tentang kerangka konseptual Full Value of Vaccine Assessments (FVVA) yang mempunyai berbagai tujuan seperti mendorong standarisasi penilaian nilai yang lebih baik antar pemangku kepentingan dan antar bidang penyakit.

“Tidak hanya itu, melibatkan pengguna akhir atau perwakilan dalam proses pengambilan keputusan, untuk mengkomunikasikan manfaat penuh dari vaksin untuk meningkatkan keselarasan dan koordinasi lintas pemangku kepentingan,” terangnya.

Selanjutnya, Raymond menjelaskan tentang alat pendukung keputusan “CAPACITI” untuk program imunisasi nasional yang ada di Tanah Air.

“Manfaat program imunisasi dan manfaat sistem kesehatan di Indonesia ini antara lain ialah:  memberikan proses yang deliberative dan inklusif yang mencakup berbagai fungsi dalam sistem kesehatan,” jelasnya.

Dia menambahkan, manfaat sistem kesehatan di Indonesia lain yakni menghasilkan pengambilan keputusan yang selaras, pendekatan Multi-criteria decision analysis (MCDA) mendorong pengguna untuk mempertimbangkan serangkaian kriteria yang lebih luas.

“Secara sistematis mengidentifikasi dan merangkum bukti-bukti ketika membuat suatu keputusan terkait imunisasi, pendekatan bertahap membantu mengidentifikasi dan memperjelas kesenjangan bukti penting yang dapat berkontribusi dalam penetapan agenda penelitian baik tingkat nasional maupun regional dan mendorong kolaborasi antar sektor yang berbeda,” tuturnya.

Raymond menerangkan, CAPACITI akan memberikan nilai dengan memastikan prioritas ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan preferensi negara yaitu seperti peningkatan intervensi imunisasi yang spesifik sesuai konteks negara.

“Peningkatan dampak berkelanjutan dari program Expanded Programme on Immunization (EPI), peningkatan pengembangan produk yang menjawab kebutuhan negara, panduan dan bukti global lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan negara,” pungkasnya.

VIDEO: Jokowi Sebut Gedung UMP Tertinggi di Purwokerto