Inilah Peran Muhammadiyah Terhadap Kelompok Waria dan LGBT

Inilah Peran Muhammadiyah Terhadap Kelompok Waria dan LGBT
Ilustrasi/ Foto: Thinkstock.

TVMU.TV - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah (Jateng) terus berdakwah terhadap kelompok tertentu seperti waria dan LGBT (lesbian, gay, bisexual, dan transgender).

Ketua PWM Jateng, M. Tafsir mengungkapkan, kegiatan ini bukanlah kali pertama dilakukan oleh organisasi yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan tersebut.

Demikian disampaikannya dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 dengan mengusung tema “Mendampingi Kelompok Difabel, Marginal, Dhua’fa dan Mustadh’afin: Model Baru Pemberdayaan Sosial”, Kamis (31/3) kemarin.

Sejatinya, lanjut dia, organisasi yang didirikan pada tahun 1912 ini bersifat inklusif dan terbuka. Kemudian, Tafsir menjelaskan, Muhammadiyah memiliki visi Al-Irsyadah (petunjuk) untuk membimbing kehidupan manusia yang lebih baik dan bahagia di dunia serta akhirat.

“Ada prinsip yasiru wa laa tu’asiru (permudah, jangan persulit), basyiru wa laa tunafiru (sebarkan kabar gembira, bukan ancaman). Apalagi sesungguhnya surga jannatun naim itu menyapa semua orang, tidak pilih siapapun, termasuk kaum marjinal,” terangnya.

“Maka pendampingan kita ke sana adalah bagaimana kita memperlakukan mereka sebagai manusia yang berhak masuk surga serta membimbing mereka memahami fikih dalam beribadah,” sambung Tafsir.

Dikatakan Tafsir, Muhammadiyah dalam hal ini berperan membantu penguatan dari sisi ekonomi, memahami kultur, dan memberikan dukungan kepada kelompok waria dan LGBT. Di sisi lain, dirinya berharap dengan mencerahkan kelompok waria dan LGBT, mereka dapat kembali kejalan yang benar.

“Kita menolak LGBT sebagai gaya hidup, tapi kita tidak boleh sia-sia (semena-mena) kepada orang yang menjadi korban dari LGBT. Kita memberantas kemiskinan tapi tidak boleh sia-sia kepada orang miskin. Ingat mereka tetap manusia yang punya hak surga seperti kita. Jadi dakwah itu jangan hanya memahami ayat Alquran dan hadis saja, tapi dakwah pun harus memahami manusia. Kalau ingin dakwah berhasil, pahamilah manusianya,” tutur Tafsir.

Tafsir mengklaim, usaha PWM Jateng dalam melakukan dakwah kepada dua kelompok tersebut selama bertahun-tahun terbilang sukses. Menurutnya, ratusan orang dari mereka telah kembali ke jalan yang benar.

Sedangkan keberhasilan ini, sebut Tafsir, tak lepas dari dua hal, yaitu membangun mental bunga teratai dan memaknai purifikasi dalam koridor alam berpikir Muhammadiyah.

Lalu, Tafsir berpendapat, seseorang yang memiliki ketakwaan baik sejatinya tidak berjarak dengan masyarakat. Bahkan, tidak terseret arus dan malah berbuat kebaikan untuk mengentaskan masyarakat dari keburukan.

“Bangunlah mental bunga teratai, maka dia tetap bersih walaupun berada di tengah comberan,” ucapnya.

“Purifikasi Muhammadiyah itu bukan tekstualisasi. Muhammadiyah di satu pihar ruju’ ilal Quran wa Sunnah tapi di sisi lain membangun pikiran utama dengan cara bayani, burhani, dan irfani. Ini luar biasa, bukan tekstualisasi,” pungkas Tafsir.