Lembaga UKW UMJ dan KPI Pusat Gelar Diskusi Publik Bahas Tantangan Penyiaran di Era Digital

Lembaga UKW UMJ dan KPI Pusat Gelar Diskusi Publik Bahas Tantangan Penyiaran di Era Digital
Lembaga UKW UMJ bersama KPI Pusat menggelar diskusi publik dengan tema 'Tantangan Penyiaran di Era Digital' pada Senin (4/12). Foto: UMJ.

TVMU.TV - Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menggelar diskusi publik dengan tema 'Tantangan Penyiaran di Era Digital' pada Senin (4/12).

Acara yang dilaksanakan di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UM ini menyoroti dinamika serta tantangan bagi dunia penyiaran di era digital saat ini.

Diskusi publik menghadirkan tiga narasumber berkompeten yang merupakan akademisi dan pakar di bidang terkait, yaitu Anggota KPI Pusat Amin Shabana, Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah Roni Tabroni dan Direktur TV Muhammadiyah (tvMu) Makroen Sanjaya.

Direktur Lembaga UKW UMJ, Tria Patrianti mengaku bersyukur atas terselenggaranya diskusi publik yang didukung penuh oleh KPI Pusat.

“Ini merupakan tantangan terbesar bagi mahasiswa untuk memahami penyiaran di era digital,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan yang sama, Dekan FISIP UMJ, Evi Satispi mengapresiasi diskusi publik ini. Dia berharap mahasiswa dapat membuka wawasan mengenai tantangan penyiaran di era digital dan menjadi kader-kader yang baik untuk bisa memberikan informasi positif kepada masyarakat.

Anggota KPI Pusat, Amin Shabana dalam paparannya menyampaikan tantang sistem analog beserta tantangan yang menyertainya. Menurutnya Analog Switch Off atau penyiaran digital dengan infrastuktur set top box perlu dilakukan karena memiliki peluang yang besar bagi industri maupun disekitarnya.

“Tantangannya yaitu kesediaan ribuan konten hingga akhirnya harus ada kreator baru untuk bisa mengisi ruang-ruang di penyiaran digital. Ini artinya peluang untuk mahasiswa komunikasi bisa menjadi kreator di lembaga digital,” ungkapnya.

Setelah itu, Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah, Roni Tabroni memaparkan tentang aspek digitalisasi, yakni digital Over The Top (OTT) yang berbasis internet.

“Dalam konteks KPI itu adalah digital terestial merupakan lembaga penyiaran yang masih menggunakan frekuensi publik, oleh karena itu kita hanya bisa mengakses TV digital kalau masih menggunakan antena,” terangnya.

Kemudian, Roni juga menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya adalah kurangnya konten, adanya daerah-daerah tertentu yang mengalami blankspot dan minimnya sumber daya manusia. 

Sementara itu, Direktur tvMu Makroen Sanjaya menjelaskan tentang Digital Menggoyang Bisnis Televisi. Ia mengatakan media digital merupakan media interaktif yang mengacu kepada media baru yaitu interaktif. Sedangkan penyiaran digital adalah migrasi dari sistem analog.

Makroen juga menjelaskan mitigasi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi tantangan digital di antaranya pelaku industri penyiaran, regulasi yang setara, kolaborasi, dan siaran TV Dual-Ban.

“Dunia akan berubah ketika TV akan dual,” sebutnya.

VIDEO: UMJ Peringati Hari Anti Kekerasan Perempuan