Saung Jingga: Dari Kampung Pemulung Menuju Destinasi Wisata Sampah

Saung Jingga: Dari Kampung Pemulung Menuju Destinasi Wisata Sampah
Anak-anak Kampung Pemulung Saung Jingga sedang belajar mengaji, Rabu (21/11). Foto: tvMu/ Fachri.

TVMU.TV - Sampah tak selamanya menjadi masalah. Bagi warga Kampung Pemulung Saung Jingga di Pamulang, Tangerang Selatan sampah adalah sumber pendapatan sehari-hari.

Sebagian besar, warga Kampung Pemulung Saung Jingga berasal dari luar Jabodetabek. Mereka merantau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Salah seorang warga Kampung Pemulung Saung Jingga, Samin (42) mengaku sudah 20 tahun menjadi pemulung.

Dia mengatakan, sejak awal datang ke Kampung Pemulung Saung Jingga tak banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dirinya. Penyebabnya, rendahnya tingkat pendidikan.

Begitupun warga Kampung Pemulung Saung Jingga lainnya, kebanyakan hanya lulusan SD atau SMP.

"Disini yang kuliah hanya satu-dua. Biasanya tidak lanjut sampe kuliah karena persoalan ekonomi. Terus paling kerja jadi buruh bangunan yang tak pakai ijazah," tutur Samin.

Akses menuju Kampung Pemulung Saung Jingga di Pamulang, Tangerang Selatan. Foto: tvMu/ Fachri.

Saat pulang dari kerja di bangunan, mereka mengambil rongsok untuk kemudian dijual.

Melihat banyaknya warga Kampung Pemulung Saung Jingga yang menjadi pemulung, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tangerang Selatan menyediakan tempat pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar.

Program pendidikan dan pelatihan tersebut memberikan kebermanfaatan dan kemaslahatan terhadap masyarakat sekitar, sehingga masyarakat mulai memiliki kesadaran dan pemahaman terkait pentingnya pendidikan.

Dengan demikian, banyak di antara warga Kampung Pemulung Saung Jingga yang berusia sekolah melanjutkan pendidikan, entah melalui jaringan kerjasama beasiswa dengan lembaga pendidikan, ataupun melalui donasi yang diberikan oleh perorangan ataupun institusi.

Relawan memberikan pendidikan bagi anak-anak Kampung Pemulung Saung Jingga, Rabu (21/11). Foto: tvMu/ Fachri.

Sekretaris Majelis Pelayanan Sosial PDM Tangerang Selatan, Rintang Panuntun merasa prihatin karena ekonomi dan kualitas SDM warga Kampung Pemulung Saung Jingga di bawah rata-rata.

Namun, semuanya berubah saat mengikuti pelatihan pemberdayaan pengelolaan sampah.

"Saya selalu ingatkan, jika ingin lingkungan maju, maka berdayakan apa yang ada. Karena warga di Kampung Pemulung Saung Jingga mengumpulkan sampah, lalu terpikir membuat bank sampah," papar Rindang.

Tak mudah bagi Rindang menyadarkan dan memberdayakan warganya. Dia secara perlahan mendekati pemuda dan ibu-ibu.

Dalam setiap pertemuan, dia melakukan sosialisasi untuk mengolah sampah. Bank Saung Jingga ditata lagi, fasilitas dikawasan Kampung Pemulung Saung Jingga harus diperbaiki agar lebih merasa nyaman.

"Sampah bisa dipilah lagi untuk dibuat kerajinan," kata Rindang.

Sampah hasil pilahan, dikelola untuk dibuat aneka kerajinan. Misalnya tas, topi, piring, taplak, hiasan meja, ecobrick, tempat tisu, dan dompet.

Melihat peluang ekonomi dari sampah, Rindang mempoyeksikan menjadikan Kampung Pemulung Saung Jingga sebagai Destinasi Wisata Sampah.

"Nantinya Saung Jingga akan didominasi sampah, mulai dari gapura, hiasan jalan, hingga tempat cuci tangan," ungkap dia.

Setiap pengunjung, nantinya akan mendapat pengetahuan mengenai pemilahan, penimbangan, pemanfaatan, hingga pembuatan kerajinan.

Rindang mengungkapkan, nilai lebih dari Kampung Pemulung Saung Jingga adalah warganya sudah sangat 'menjiwai sampah.'

Sehingga, pengetahuan yang didapat tak hanya teori, namun praktik langsung di lapangan. (Fachri Septian)