Majelis Tarjih dan Tajdid Gelar Workshop Software Muhammadiyah

Majelis Tarjih dan Tajdid Gelar Workshop Software Muhammadiyah
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggelar Workshop Software Muhammadiyah di Yogyakarta, pada 24–25 Mei 2025. Foto: pwmjateng.com.

TVMU.TV - Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Workshop Software Muhammadiyah di Yogyakarta, pada 24–25 Mei 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari langkah strategis Muhammadiyah dalam menyongsong pemberlakuan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dan mewujudkan peradaban Islam berbasis ilmu pengetahuan.

Turut hadir dalam workshop tersebut Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Hamim Ilyas, Wakil Ketua Susiknan Azhari, Sekretaris Muhammad Rofiq Muzakkir, serta Ketua Tim Software Ruswo Darsono bersama tim pengembang lainnya.

Dalam sambutannya, Hamim Ilyas menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan menjamin keakuratan software hisab Muhammadiyah yang sedang dikembangkan.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal tanggung jawab keagamaan dan ilmiah. Kita sedang menyiapkan software yang mampu menghitung kalender hingga 300 tahun ke depan,” tegasnya seperti dikutip dari pwmjateng.com, Rabu (28/5).

Dia menambahkan, pembangunan software ini merupakan bentuk tajdid atau pembaruan yang berpijak pada ilmu pengetahuan dan akidah.

“Kesadaran waktu adalah fondasi utama dalam membangun peradaban Islam modern. KHGT menjadi instrumen penting dalam membentuk kesadaran moral dan sosial umat,” ujarnya.

Hamim mengingatkan bahwa pada masa lalu, pelurusan arah kiblat oleh Muhammadiyah juga sempat ditentang. Namun kini, metode tersebut telah diterima luas, bahkan dijadikan acuan oleh negara.

Menurut Hamim, hal yang sama akan terjadi pada KHGT dan penggunaan software hisab Muhammadiyah.

Dalam proses sosialisasi KHGT, ia mendorong sikap terbuka namun tetap asertif.

“Kita tidak memaksa, tetapi kita harus percaya diri dengan hasil kajian kita. Kebenaran ilmiah adalah bagian dari ilmu Allah. Bahkan kaum ateis, agnostik, dan sekuler pada akhirnya akan kembali kepada agama jika melihat kebenaran itu,” terang Hamim.

Sementara itu, Susiknan Azhari menekankan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid harus terus bergerak maju.

“Subhanallah, kita sedang menapaki jalan menuju peradaban ilmu pengetahuan seperti masa keemasan Islam. Muhammadiyah tidak boleh stagnan,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa keakuratan dalam ibadah tidak hanya bersumber dari dalil dan fiqih, tetapi juga dari pendekatan saintifik.

“Software ini bukan sekadar alat, tapi bagian dari ijtihad kolektif Muhammadiyah untuk menghadirkan Islam yang relevan dengan zaman,” ungkapnya.

Lalu, Ketua Tim Software, Ruswo Darsono, menyampaikan bahwa timnya telah menyiapkan model hisab yang terintegrasi dengan data astronomi terbaru.

“Kami memastikan software ini tidak hanya valid secara fiqih, tapi juga akurat dalam perspektif ilmu falak,” jelasnya.

Muhammad Rofiq Muzakkir menegaskan bahwa pengembangan software ini merupakan proses panjang yang terus dimatangkan.

“Kami berharap software ini menjadi rujukan nasional bahkan internasional untuk hisab dan kalender Islam,” ujarnya.

Workshop selama dua hari tersebut menghasilkan rumusan teknis dan konseptual sebagai panduan pengembangan tahap lanjut.

Para peserta menyepakati perlunya standarisasi model hisab Muhammadiyah yang dapat diakses luas oleh masyarakat melalui platform digital.

VIDEO: Pembukaan Pelatihan Kader Tarjih Tingkat Nasional Indonesia Bagian Timur