Penjelasan Salmah Orbayinah Soal Risalah Perempuan Berkemajuan

Penjelasan Salmah Orbayinah Soal Risalah Perempuan Berkemajuan
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah dalam acara Pengajian Umum PP Muhammadiyah dengan tema 'Energi Baru Pasca Muktamar', Jumat (9/12) malam. Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Muktamar Aisyiyah ke-48 telah diselenggarakan pada 19-20 November lalu di Kota Surakarta. Salah satu hasil Muktamar Aisyiyah yaitu Risalah Islam Berkemajuan.

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah berharap Risalah Perempuan Berkemajuan ini menjadi rujukan, bagaimana agama Islam itu memandang tentang perempuan, mulianya perempuan, hebatnya perempuan. Menurutnya, agama bukan penghambat perempuan untuk maju.

Hal itu disampaikan Salmah Orbayinah dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah dengan tema 'Energi Baru Pasca Muktamar' pada Jumat (9/12) malam.

Salmah Orbayinah menjelaskan latar belakang perumusan Risalah Perempuan Berkemajuan yaitu dari pandangan dunia Islam tentang kesetaraan di tengah-tengah kesulitan akses bagi perempuan, dinamika ‘Aisyiyah selama seabad penuh digerakkan oleh perempuan, kontekstualisasi gerakan ‘Aisyiyah awal agar tetap relevan.

Secara singkat, Salmah Orbayinah mengatakan kehadiran Risalah Perempuan Berkemajuan merupakan pelengkap dari ragam dokumen tentang perempuan berkemajuan yang telah ada sebelumnya.

“Sebenarnya, Risalah Perempuan Berkemajuan ini bukan sesuatu yang baru, tapi melengkapi dokumen-dokumen tentang ideologi perempuan berkemajuan yang sudah ada sebelumnya seperti Adabul Mar’ah fil Islam,” jelasnya.

Adapun penyusunan Risalah Perempuan Berkemajuan menggunakan tiga pendekatan yaitu bayani, burhani, dan irfani.

Dengan pendekatan ini, kata dia, diharapkan menghasilkan karakter Perempuan Berkemajuan, sebagai berikut: 1) iman dan takwa yang tidak hanya di dalam hati namun juga teraktualisasi secara nyata; 2) taat beribadah kepada Allah; 3) memiliki akhlak yang mulia sebagai wujud kesempurnaan iman; 4) berpikir tajdid yakni purifikatif dan dinamisatif; 5) bersikap wasathiyyah; 6) amaliyah shalihah atau perbuatan baik yang bebas dari unsur kemafsadatan dan mendatangkan kemaslahatan; 7) memiliki sikap inklusif yakni terbuka dengan siapapun.

“Demikian ada tujuh karakter perempuan berkemajuan. Semuanya itu bisa terwujud, bila perempuan ‘Aisyiyah, perempuan berkemajuan, punya kebutuhan untuk berprestasi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Tidak hanya makan dan minum, berprestasi juga bagian dari kebutuhan dasar,” terang Salmah Orbayinah.

Didukung oleh:

VIDEO: Pengajian Umum PP Muhammadiyah dengan Tema 'Energi Baru Pasca Muktamar'