Rektor UMJ Sebut Bantuan Kompensasi Kenaikan Harga BBM Tidak Memberdayakan
TVMU.TV - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma’mun Murod Al-Barbasy meminta pemerintah mengkaji dan mempertimbangkan banyak hal, bila ingin menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu sangat berlebihan.
"Misalnya Pertalite itu naik sampai Rp. 2000 lebih, itu menurut saya keterlaluan," kata Ma’mun Murod disela-sela acara peluncuran buku 'Guyon Maton: Lucu Bermutu Ala Muhammadiyin' di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Jakarta, Jumat (9/9).
Selain itu, ia mengatakan bantuan kompensasi kenaikan harga BBM yang diberikan pemerintah pusat tidak memberdayakan.
"Justru memiskinkan, menjadikan orang itu miskin. Secara prinsip itu dua kemiskinan terjadi, ada miskin kultural, ada miskin struktural sekaligus," sebut Ma’mun Murod.
"Mereka faktanya mendapatkan bantuan itukan karena ada pemiskinan yang dilakukan oleh struktur yang ada, dan kemudian menciptakan juga budaya miskin, itu akan menjadi budaya kalo kebijakan seperti itu terus dilakukan," lanjutnya.
Diketahui, pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, solar bersubsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter dan harga pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Kabar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, pertamax, hingga solar disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka bersama jajarannya, Sabtu (3/9).
VIDEO: Mengapa BBM harus Naik?
Comments (0)