Temui Presiden di Istana, Muhammadiyah Sampaikan Terima Kasih kepada Jokowi

Temui Presiden di Istana, Muhammadiyah Sampaikan Terima Kasih kepada Jokowi
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9). Foto: ANTARA.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9).

Pada kesempatan itu, Haedar didampingi jajaran PP Muhammadiyah lainnya. Ia menyampaikan terima kasih kepada Jokowi atas dukungan yang diberikan kepada Muhammadiyah selama menjabat sebagai presiden.

"Ketika dulu awal Pak Presiden menjabat tahun 2014, kami juga bersilaturahmi, dan pada akhir periode di tahun ke-10 ini juga kami silaturahmi untuk menyampaikan penghargaan, penghormatan, dan terima kasih PP Muhammadiyah pada Presiden Jokowi yang bersama kabinet dan jajaran pemerintahan dalam dua periode ini bekerja sama, saling mendukung untuk program-program Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan berbagai program lain yang alhamdulillah berjalan dengan baik," tutur Haedar.

"Dan, tentu kami sebagai ormas masyarakat keagamaan yang diajarkan untuk bekerjasama dalam kebaikan, dan juga sebagai wujud dari tradisi bangsa Indonesia, selalu untuk mengedepankan terima kasih. Kami menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan dukungan selama ini," sambungnya.

Lebih lanjut, Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah telah bekerjasama dengan pemerintah untuk menjalankan program-program sampai di kawasan daerah terjauh. Dia menyatakan program itu akan terus dipertahankan demi mewujudkan persatuan.

"Dan program-program yang kerja sama Muhammadiyah dengan pemerintah itu cukup positif sampai ke kawasan-kawasan terjauh, terdepan, dan tertinggal di Papua, NTT, dan seterusnya. Jadi itu tradisi yang memang harus kita tembangkan dalam kehidupan kebangsaan kita, di mana keragaman latar belakang, keragaman pilihan politik, keragaman dalam menghadapi dinamika kehidupan kebangsaan yang memang selalu muncul dalam setiap perkembangan kehidupan bernegara, itu tidak mengurangi kita untuk terus menjalin persatuan, komunikasi, dan saling menghargai," terangnya.

"Dan tradisi ini, tradisi yang tentu punya fondasi pada agama setiap agama yang hidup di Indonesia, pada Pancasila, yang mengajarkan kita untuk persatuan dan juga pada budaya luhur bangsa kita," kata Haedar lagi.

Guru besar ilmu sosiologi itu mengatakan, Muhammadiyah juga memberikan apresiasi kepada program infrastruktur yang telah dibangun presiden, termasuk IKN. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia ke depan.

"Kemudian yang kedua, kami juga mengapresiasi program-program infrastruktur dan berbagai program yang dikembangkan selama ini, termasuk IKN," ujarnya.

Kemudian, Haedar menilai pentingnya mewujudkan sumber daya manusia berkarakter daya saing. Sebab, daya saing sumber daya manusia di Indonesia masih terbilang rendah.

"Dan kami tadi berdiskusi bagaimana ke depan Indonesia harus juga mengembangkan sumber daya manusia yang berkarakter Indonesia, tapi juga penguasaan scientific yang tinggi dan berdaya saing. Kita tahu bahwa human development index kita, daya saing bangsa kita, dan juga IQ bangsa Indonesia akan masih tertinggal, dan ini tugas bersama, bukan hanya pemerintah, tapi juga kekuatan-kekuatan masyarakat, termasuk Muhammadiyah, untuk mengagendakan langkah-langkah strategis ke depan untuk bidang sumber daya manusia, sehingga perkembangan fisik infrastruktur dan sistem kita berbangsa-bernegara itu kemudian terintegrasi dengan pengembangan SDM-nya," ungkapnya.

"Jadi, dua hal pokok itu yang tadi kami diskusikan dengan santai, dan alhamdulillah kita bisa banyak saling berbagi pandangan, dan bahkan juga bisa sambil relax untuk ngobrol-ngobrol, bercanda-canda," sambungnya.

Saksikan Pengajian Umum PP Muhammadiyah 'Kepemimpinan yang Melayani dan Memajukan'