UIII-PP Muhammadiyah Siap Akselerasikan Gerakan di Kancah Internasional 

UIII-PP Muhammadiyah Siap Akselerasikan Gerakan di Kancah Internasional 
Rektor UIII Prof. Komaruddin Hidayat dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Raya, No 62, Jakarta, Selasa (7/6). Foto: tvMu.

TVMU.TV - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kedatangan tamu dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) pada Selasa (7/6).

Kunjungan Rektor UIII Prof. Komaruddin Hidayat bersama rombongan ke Kantor PP Muhammadiyah di jalan Menteng Raya, No 62, Jakarta itu disambut langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Melalui pertemuan ini, Haedar mengatakan, Muhammadiyah akan mengakselerasikan gerak Muhammadiyah di kancah internasional agar lebih meluas, mengglobal, dan berkembang.

Lalu dari kunjungan ini pula, lanjut dia, diharapkan dapat meningkatkan research yang menggabungkan antara perspektif Islam, Barat, dan Indonesia.

Sementara itu, Rektor UIII, Prof. Komarudin Hidayat mengakui bahwa Muhammadiyah dan UIII memiliki agenda sama yaitu internasionalisasi gerakan, terutama di bidang budaya, pendidikan, dan ekonomi yang selama ini menjadi best practice Islam di Indonesia, seperti yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah.

“Kami ingin mendorong nanti kawan-kawan yang studi S2 dan S3 melakukan research misalnya tentang pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah, sebagai amal usaha. Ini penting sekali karena Muhammadiyah ini suatu ormas yang sangat unik, yang kita tidak temukan di Negara-negara lain”. tuturnya.

Menurut Komarudin, dakwah yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah menjadi topik yang menarik dalam penelitian.

Ia menilai peran Muhammadiyah tidak kecil, sebab mencerdaskan dan menyehatkan bangsa yang mestinya sebagai tugas Negara, juga dilakukan oleh Muhammadiyah.

Maka dari itu, Komarudin menyayangkan bila Amal Usaha Muhammadiyah dikenakan pajak oleh Negara.

“Mangkannya ketika kemudian yayasan, ormas, Amal Usaha Muhammadiyah seperti ini dikenakan pajak terlalu tinggi perlu ditinjau ulang. Karena kita mengambil peran membantu Negara, jangan sampai kemudian ditempatkan sebagai objek sasaran pajak," sebut Komarudin.