Balita di Samarinda Positif Narkoba, Dekan FK Uhamka: Berbahaya bagi Fisik dan Psikis Manusia

Balita di Samarinda Positif Narkoba, Dekan FK Uhamka: Berbahaya bagi Fisik dan Psikis Manusia
Ilustrasi/ Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Kasus balita konsumsi sabu di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sang balita jadi korban, dinyatakan positif narkoba mencuat baru-baru ini. Hal ini lantaran dicekoki sabu oleh wanita paruh baya yang merupakan tetangga dari korban. 

Terkait hal ini, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (Uhamka), dr. Wawang S. Sukarya menyampaikan, sabu termasuk dalam kelompok narkotika yang penggunaannya perlu diperhatikan.

Pada orang dewasa, ujar dia, dengan dosis yang telah ditentukan sabu dapat digunakan sebagai anti sakit dan efek lainnya menyenangkan.

Menurut Wawang, hal ini akan berbeda penggunaannya pada anak-anak. Bahkan penggunaannya pun jarang dilakukan mengingat efek yang akan timbul.

"Pada anak kecil (dengan dosis berbeda), penggunaan zat ini sangat jarang dilakukan mengingat efek yang akan ditimbulkan. Pada kasus ini, pemberitaan air yang mengandung narkotika dengan dosis yang tidak terkontrol akan mengakibatkan efek yang berbahaya, bahkan apabila tidak segera ditindak lanjuti akan menyebabkan kematian," jelasnya seperti dikutip dari uhamka.ac.id, Sabtu (17/6/2023).

Wawang pun melanjutkan, terdapat beberapa gejala atau ciri-ciri yang terdapat pada pengguna sabu. Ini dapat dianalisa secara fisik maupun psikis.

“Selain itu, sabu akan menyebabkan perubahan fisik maupun psikis pada pemakainya, diantaranya berkurangnya nafsu makan, meningkatnya aktivitas fisik, merasakan euforia yang tinggi, detak jantung tidak teratur," sebutnya.

"Semakin lama, ini akan meningkat menjadi paranoid, timbul halusinasi, dan perubahan suasana hati yang cepat. Jika tidak ditangani lebih lanjut, akan timbul resiko gangguan saraf dan sebagainya. Karena dalam sabu ini mengandung zat berbahaya,” lanjutnya.

Dalam hal ini, ia menilai pentingnya edukasi sejak dini di kalangan masyarakat perlu ditingkatkan. Menurutnya, lingkungan keluarga, pendidikan, hingga masyarakat berpengaruh penting bagi pemahaman anak perihal bahaya zat narkoba, narkotika, dan psikotropika. 

Selain itu, Wawang mengungkapkan, Uhamka melalui Fakultas Kedokteran serta sembilan Fakultas lainnya terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat dengan berbagai kegiatan agar terhindar dari narkoba serta dapat hidup sehat.

Di Uhamka, sambung dia, tidak hanya Fakultas Kedokteran yang membidangi kesehatan saja melainkan juga ada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakutas Psikologi, Fakultas Teknologi Industri dan Informasika (FTII), Fakultas Agama Islam (FAI), dan Fakultas lainnya dari jenjang S1, S2, serta S3.

VIDEO: Pengukuhan Guru Besar UHAMKA