Hilman Latief Dorong Muhammadiyah Bangun Ekosistem Ekonomi Ibadah Haji

Hilman Latief Dorong Muhammadiyah Bangun Ekosistem Ekonomi Ibadah Haji
Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief dalam acara Hari Bermuhammadiyah ke-IV UMJ di Masjid At- Taqwa UMJ, Sabtu (21/1). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief mengatakan dalam hitungan ekonomi, sekali pelaksanaan ibadah haji Indonesia menghabiskan sekitar Rp. 20 triliun.

Maka dari itu itu, ia mendorong untuk pembangunan pengelolaan atau ekosistem ekonomi ibadah haji. Menurutnya, anggaran sebanyak itu harusnya bisa berdampak ke dalam negeri.

Hilman mengatakan selama ini bahan makanan yang dikonsumsi oleh jamaah haji Indonesia diekspor bukan dari Indonesia, melainkan dari negara tetangga seperti beras dan sayuran dari Thailand, ikan dari Vietnam, pisang dan buah-buah lain dari Amerika Latin.

“Ayamnya yang kita makan itu semuanya dari Amerika Latin, Brazil, dagingnya dari Eropa dan lain sebagainya. Kita tidak membawa apa-apa,” kata Hilman dalam acara Hari Bermuhammadiyah ke-IV di Masjid At- Taqwa UMJ, Sabtu (21/1).

Dia menilai kelemahan Indonesia dalam konstruksi ekonomi ibadah haji adalah berposisi sebagai pembeli atau yang berbelanja.

Oleh karenanya, ia menilai umat Muslim Indonesia ke depan penting menyusun sistem ekonomi haji. Sebab Indonesia bisa mengusahakan untuk menciptakan sistem pendanaan haji yang berkelanjutan dari potensi ekonomi tersebut.

“Mudah-mudahan ke depan invesatsi kita itu agak kelihatan. Belajar dari situ kami juga ingin mengembangkan sistem pendanan Persyarikatan Muhammadiyah yang berkelanjutan,” sambung Hilman.

Mengenai dengan posisi jamaah haji asal Indonesia, Hilman mengungkapkan bahwa, jamaah haji asal Indonesia merupakan delegasi yang terbesar jumlahnya di seluruh dunia, sekaligus sebagai konsumen terbesar di dunia.

“Kita belum punya ekosistem yang baik untuk men support bahkan untuk kebutuhan jamaah haji sendiri,” sebutnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag ini mengatakan hal ini juga terjadi di Muhammadiyah. Seharusnya, lanjut dia, dengan basis jamaah yang besar seharusnya Muhammadiyah memiliki travel agen haji dan umroh.

“Pembimbingnya banyak, tetapi perusahaannya tidak ada. Semoga ini (PW Muhammadiyah) Jakarta bisa menginisiasi,” ungkapnya.

“Dan di seluruh Indonesia ini kita (Muhammadiyah) belum punya PIHK, Penyelenggara Ibadah Haji Khusus,” tambah Hilman.

VIDEO: Hari Bermuhammadiyah ke-IV UMJ