Kisah Guru Inovatif di Kala Pandemi

Kisah Guru Inovatif di Kala Pandemi
Tangkapan layar Li’lli Nur Indah Sari saat menghadiri acara Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch IV yang diselenggarakan oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerjasama dengan Paragon Technology and Innovation, Senin (25/4/2022). Foto: GWPP.

TVMU.TV - Sosok guru inovatif, pekerja keras dan pantang menyerah, bisa disematkan pada Li’lli Nur Indah Sari.

Perempuan yang konsisten di bidang pendidikan sejak awal kariernya, saat ini mengajar di sekolah dasar (SD) Islam Nurul Hikmah, Kabupaten Tangerang. Di sekolah tersebut, ia berkesempatan membimbing siswa kelas 1 dan 2.

Saat pandemi Covid-19 melanda negara di seluruh dunia, setiap orang dituntut untuk menyesuaikan diri dan tetap produktif.

Tak hanya berdampak pada sektor perekonomian, sektor pendidikan juga turut terkena dampak yang cukup fatal. 

Pemerintah Indonesia pun langsung mengambil kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh atau secara daring, dimana siswa harus menjalankan seluruh aktivitas belajar di rumah.

Penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh ini jelas sangat berdampak terhadap sektor pendidikan.

Pasalnya, dengan diberlakukannya kebijakan ini banyak pihak yang belum siap untuk melaksankan pembelajaran melalui jarak jauh.

Hal itulah yang membuat secara tidak langsung menyebabkan learning loss atau menurunnya kemampuan belajar, bahkan juga berdampak pada perubahan perilaku peserta didik.

Bagi prempuan yang akrab disapa Lilik, sebagai guru ia memang menekankan pada dirinya untuk tidak kalah dengan keadaan kala itu. 

Meski awalnya kesulitan, ia tetap memutar otak untuk membantu proses belajar murid dalam mencapai kompetensi.

Hingga akhirnya, Lilik menemukan ide, menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek atau project based learning kepada siswa.

“Saya berpikir bagaimana mengajak mereka untuk tetap belajar dan tetap bisa mencapai kompetensi,” ucapnya.

Anak-anak biasanya hanya belajar dari buku, kini dalam model pembelajaran ini siswa diharuskan merumuskan dan menerapkan aturan di rumah masing-masing. Selain itu, para siswa diminta untuk bercerita kondisi rumah mereka.

Dalam hal ini, Lilik mengajak siswa berkenalan dengan ketentuan yang berlaku dirumahnya. Siswa pun antusias, ada menceritakan kondisi mainan yang berantakan, hingga handuk yang di taruh sembarangan.

Lalu, kemudian siswa diminta untuk mengubah kebiasaan tersebut, serta mulai mematuhi aturan yang telah disepakati.

Intinya, proses pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai polisi aturan di rumah masing-masing.

“Jadi metode assessment project ini kita terapkan dengan sederhana. Siswa harus mulai mematuhi aturan di rumah masing-masing dan mereka merumuskan sendiri pada sisi mana mereka akan mengambil peran dalam menjalankan aturan tersebut,” tutur Lilik.

Adapun dalam penilaian, Lilik menggunakan metode assessment project yang melibatkan peran orang tua siswa untuk memberikan skor terhadap kedisiplinan setelah diterapkan aturan.

Sementara untuk sistem penilaian akan diambil dari tingkat kepatuhan dan konsistensi siswa serta juga perubahan kondisi rumah, sebelum dan sesudah siswa menjalankan ketentuan.

“Metode pembelajaran ini simpel dan lebih bermanfaat. Anak-anak juga memiliki pengalaman dalam menerapkan aturan dan mereka kemudian kita minta untuk bercerita,” sebut Lilik.

Dalam proses belajar diperlukan metode khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metodologi pembelajaran merupakan cara dalam melakukan aktivitas antara guru dan murid ketika berinteraksi dalam proses belajar.

Guru perlu berinovasi terhadap metode pengajaran agar dapat menyampaian materi dan dimengerti dengan baik oleh siswa.

Metode pengajaran yang dipraktekkan Lilik pada saat mengajar bukan hanya melatih anak untuk mencapai satu kompetensi untuk memiliki pengalaman dan menerapkannya saja. Tetapi, siswa pun menjadi lebih percaya diri dan tanggung jawab. (Fachri Septian)