Lazismu Gelar Konferensi Pers Kick Off Program Qurbanmu 1445 H

TVMU.TV - Lazismu menggelar Konferensi Pers Kick Off Program Qurbanmu 1445 H di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Kamis (8/5).
Dalam program Qurbanmu 1445 H ini, Lazismu mengusung tema “Qurbanmu Bahagiakan Sesama”. Lewat program ini, Lazismu ingin mengajak umat muslim untuk menyalurkan hewan qurban agar manfaatnya bisa dirasakan mulai dari wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdalam), korban bencana, hingga mereka yang hidup dalam kesenjangan ekonomi.
Direktur Utama Lazismu Pusat, Ibnu Tsani dalam sambutannya menyampaikan bahwa Qurbanmu dirancang tidak hanya sebagai ibadah seremonial, tetapi juga sebagai sarana distribusi keadilan sosial yang berkelanjutan.
“Insyaallah qurban Lazismu aman syar’i, aman lingkungan, dan aman secara keuangan. Selanjutnya kami juga memiliki jaringan kerja yang luas se-Indonesia dan juga di Luar negeri sehingga kebermanfaatan dan distribusi yang kami lakukan ini dapat menyebar secara luas,” jelas Ibnu Tsani dalam sambutannya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais menjelaskan filosofi dan makna penting dalam ibadah qurban. Merujuk pada Surah Al Hajj ayat 34-35, Rais mengungkap bahwa ibadah qurban bertujuan untuk selalu mengingat prinsip tauhid dan mengindari hal-hal yang terlalu melekat pada dunia.
“Al hajj 34-35 yang menjelaskan bagaimana Allah mensyariatkan setiap kaum sebuah ibadah qurban yang tujuannya supaya kita selalu mengingat keesaan Allah, supaya kita selalu ingat prinsip tauhid yang menjadi tujuan penciptaan kita didunia ini. Maka sejatinya ibadah qurban itu adalah bagaimana menjadi wasilah kita untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghindari hal-hal yang terlalu melekat terlalu kuat pada dunia,” terangnya.
Lebih lanjut, Rais juga mengatakan bahwa hikmah dalam melakukan ibadah qurban akan menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa pada setiap ibadah adalah suatu bentuk perintah untuk bertakwa pada Allah SWT.
“Hikmahnya qurban ini adalah tentang bagaimana kita dapat menyembelih sifat kebinatangan yang hanya sekedar mencari dunia, hanya fokus pada mengejar apa yang bisa dimakan pada hari ini. Dari situlah kita tetap diingatkan untuk senantiasa mengingat ketauhidan atau kemuliaan pada Allah SWT,” ungkapnya.
“Di ayat yang lain juga diingatkan tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang mana Allah menguji tentang keikhlasan pada Allah dan juga pengorbanan pada anak yang kita cintai. Maka dalam setiap ibadah, kita itu sebenarnya kita diperintahkan untuk takwa pada Allah SWT,” lanjut Rais.
Comments (0)