Mengapa Muhammadiyah Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal? Begini Penjelasan Majelis Tarjih dan Tajdid

Mengapa Muhammadiyah Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal? Begini Penjelasan Majelis Tarjih dan Tajdid
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas dalam acara Halaqah Nasional di Yogyakarta, Sabtu (19/04). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hamim Ilyas menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sebagai bagian dari pembaharuan Islam, sekaligus memperkuat posisi umat Islam dalam kancah global.

Berdasarkan keputusan PP Muhammadiyah Nomor 86/KEP/I.0/B/2025 tentang KHGT, sistem penanggalan Islam untuk menyatukan umat dalam tata waktu universal itu akan resmi diberlakukan mulai 1 Muharram 1447 H.

Hamim Ilyas mengungkapkan bahwa keputusan KHGT telah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah, meskipun masih dalam tahap penyempurnaan teknis sebelum disebarluaskan.

“Keputusan sudah jelas, hanya belum diedarkan karena masih dalam proses perbaikan teknis. Substansinya sudah final,” ujarnya dalam acara Halaqah Nasional di Yogyakarta, Sabtu (19/04).

Ia menambahkan, keputusan ini merupakan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-32 di Pekalongan pada Februari 2024 lalu, yang merekomendasikan KHGT sebagai langkah strategis untuk menyatukan kalender Islam secara global.

Menurut Hamim, KHGT tidak hanya bertujuan menyatukan penentuan awal bulan Hijriah, tetapi juga menjadi simbol pembaharuan Islam yang telah menjadi visi Muhammadiyah sejak awal berdirinya. Ia merujuk pada praktik pembaharuan yang dimulai oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, khususnya melalui pelurusan arah kiblat.

“Pembaharuan Islam di Muhammadiyah bukan dimulai dari pendirian organisasi pada 1912, tetapi dari praktik nyata seperti pelurusan arah kiblat,” jelasnya.

Dalam konteks teologi, Hamim menjelaskan bahwa KHGT merupakan bagian dari upaya Muhammadiyah untuk menghadirkan Islam otentik yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah sahih.

Dia merujuk pada definisi Islam dalam dokumen Muhammadiyah, yakni segala perintah, larangan, dan petunjuk Allah yang bertujuan mewujudkan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat.

“Ukuran kebaikan hidup dalam Islam adalah kesejahteraan material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi,” kata Hamim.

Selain itu, Hamim menekankan bahwa pembaharuan Islam ala Muhammadiyah tidak hanya berhenti pada KHGT, tetapi juga mencakup transformasi sosial dan ekonomi. Ia membayangkan amal usaha Muhammadiyah di masa depan tidak hanya berfokus pada sosial, kesehatan, dan pendidikan, tetapi juga ekonomi.

“Bayangkan jika setiap ranting Muhammadiyah memiliki perusahaan dengan aset triliunan. Ini akan mengubah wajah umat Islam,” sebutnya.

Saksikan Live Streaming Pembukaan Halaqoh Nasional Kalender Hijriah Global Tunggal