Lima Makna Penting dari Konsep Ummatan Wasathan

Lima Makna Penting dari Konsep Ummatan Wasathan
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti/ Foto: muhammadiyah.or.id.

TVMU.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menjelaskan makna dari konsep ummatan wasathan sebagaimana tertuang dalam Surat Al-Baqarah ayat 143.

Hal itu disampaikannya dalam Baitul Arqom 2024 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PCIMA) Britania Raya dan Irlandia di Kedutaan Besar Republik Indonesia Britania Raya, London, Sabtu (3/8).

Mu'ti menyebutkan bahwa wasatha yang berarti tengahan memiliki lima makna penting.

Pertama, wasatha bermakna baik. Berdasarkan Surat Ali Imran ayat 110, ummatan wasathan berarti umat terbaik.

“Umat Islam hendaknya menjadi model teladan bagi umat manusia,” ujar Mu’ti.

Kedua, wasatha berarti seimbang dan sesuai dengan porsinya. Menyeimbangkan antara mengejar akhirat dan tidak melupakan ikhtiar di dunia.

“Islam mendorong umatnya untuk bisa mengambil peran kebermanfaatan di dunia,” jelasnya.

Ketiga, wasatha berarti adil, baik dalam ilmu maupun hukum. Dalam konteks hukum, adil berarti menegakkan kebenaran tanpa pandang bulu.

Sementara dalam konteks ilmu, adil berarti Islam mendorong umatnya untuk berilmu, karena ilmu merupakan faktor kemajuan bagi suatu peradaban.

Keempat, wasatha berarti tidak ekstrem. Tidak berlebihan dalam beragama, namun juga tidak menggampangkan segala hal. Artinya, beribadah sesuai dengan kapasitas kemampuan masing-masing.

“Ukuran semampu kita ini berbeda, dan tentu hal ini bisa dilatih. Islam juga memberikan keringanan dalam beribadah pada kondisi tertentu,” tambahnya.

Kelima, wasatha berarti muwathanah atau menjadi warga negara yang baik.

Guru besar ilmu pendidikan Islam itu menekankan pentingnya umat Islam untuk berperan aktif dalam masyarakat dan menjadi teladan yang baik bagi sesama warga negara.

VIDEO: Pelatihan Dosen Pendamping dan Pembimbing Lapangan KKN Mas