Majelis Tarjih dan Tajdid Launching Buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan"

Majelis Tarjih dan Tajdid Launching Buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan"
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri acara launching buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan: Menyemai dan Menuai Legasi Pemikiran Amin Abdullah” di SM Tower and Convention Yogyakarta, Jumat (28/7). Foto: muhammadiyah.or.id.

TVMU.TV - Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melaunching Buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan: Menyemai dan Menuai Legasi Pemikiran Amin Abdullah” di SM Tower and Convention Yogyakarta, Jumat (28/7).

Buku dengan 696 halaman ini dilaunching bertepatan ulang tahun ke-70 tahun Amin Abdullah selaku Guru Besar Ilmu Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Acara launcing tersebut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas, Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbaniyah, dan Ketua PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya mengatakan, Amin Abdullah berperan penting dalam menghidupkan kembali corak gerakan Persyarikatan yang sempat mengalami stagnasi karena dinamika kebangsaan.

Ia menyebutkan rekonstruksi yang digerakkan oleh Amin Abdullah guna membawa kembali Muhammadiyah pada identitas sejatinya, mulai menemukan pijakan pada tahun 2000 dengan populernya berbagai istilah khas Muhammadiyah seperti pencerahan, berkemajuan, dan lain sebagainya.

Haedar menambahkan, usaha-usaha interkoneksi ilmu, tajdid, pemurnian, dan dinamisasi, bahkan dianggap telah menjadi satu kesatuan gerakan pemikiran Muhammadiyah sejak 2005.

Selain itu, Haedar memuji sosokAmin Abdullah yang selama ini menggambarkan wajah umum dari tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti mengutamakan keadaban publik, kesederhanaan, dan kebijaksanaan yang kuat diwarnai aspek irfani dan ihsan.

Dia juga berharap Amin Abdullah membuka madrasah atau sekolah khusus yang berfungsi untuk mewariskan gagasan keilmuannya. Disisi lain, Haedar mengajak kader dan pegiat Persyarikatan untuk mengembangkan gagasan tajdid dan gerakan pemikiran Muhammadiyah lewat interkoneksi ilmu dengan pendekatan khas bayani, burhani, dan irfani pada berbagai aspek kehidupan.

“Terakhir buat kita yang muda, baik institusi maupun perorangan, mari kita melangkah lebih jauh yakni proyek pendekatan bayani, burhani, dan irfani dalam memahami Alquran dan Sunnah, dan pemikiran-pemikiran kehidupan. Saya pikir tidak ada masalah memakai pendekatan bayani, burhani, dan irfani untuk membaca fenomena sosial di samping paradigma keilmuan yang ada,” pesan Haedar.

VIDEO: Pengajian Tarjih Muhammadiyah "Problem-Problem Kontemporer Dalam Ibadah Kurban"