Masuki Era Digital, Da'i Muhammadiyah Tidak Boleh Merasa Paling Hebat

Masuki Era Digital, Da'i Muhammadiyah Tidak Boleh Merasa Paling Hebat
Direktur tvMu, Makroen Sanjaya/ Tangkapan layar acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-48, Kamis (10/3).

Organisasi masyarakat Islam di era disrupsi dituntut untuk memperkuat diri dengan keterampilan bidang teknologi dan informasi. Hal ini memiliki peran besar dalam membangun kehidupan yang mandiri, serta menjadi alat pendukung untuk berdakwah.

Praktisi Media sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Makroen Sanjaya mengatakan, pemanfaatan platfom digital sebagai media dakwah adalah sebuah keniscayaan. Dalam mengoptimalkannya, lanjut dia, perlu ada strategi khusus saat melakukan dakwah di era digital ini.

Demikian hal ini disampaikan Makroen dalam Seminar Pra Muktamar ke-48 dengan tema ‘Media, Masyarakat Digital Dan Dakwah Muhammadiyah’ yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (10/3).

"Dakwah dengan menggunakan fasilitas digital itu sebuah keniscayaan dan bagaimana harus ada trik-trik, strategi, paham dan melek," ucap Direktur tvMu itu secara daring. 

Menghadapi tantangan ini, Makroen mendorong para da'i Muhammadiyah untuk terus meningkatkan kapasitas dalam menguasai teknologi. Pasalnya, banyak da'i yang memiliki kompetensi serta mengerti konsep dakwah justru tidak menguasai ruang-ruang digital.

"Tantangannya adalah kalau da'i-da'i Muhammadiyah baik secara individual maupun insitusional yang melebelkan Muhammadiyah maka harus belajar, kita tidak boleh merasa paling hebat," sebutnya.

Sekedar informasi, seminar tersebut juga dihadiri oleh Ismail Fahmi, Muchlas MT, Agus Sudibyo, Wahyudi Akmaliah, Abdullah Sammy, Hikmawan Saefullah dan Fahd Pahdefie.