Mindset Guru Jadi Kunci Keberhasilan Kurikulum Merdeka

Mindset Guru Jadi Kunci Keberhasilan Kurikulum Merdeka
Dirjen Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto saat menjadi pembicara dalam acara Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch IV, Senin (28/3). Foto: GWPP.

TVMU.TV - Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek saat ini tengah fokus pada pengembangan talenta siswa dengan menerapkannya pada lingkup pendidikan vokasi yang paling mendasar yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Hal ini sesuai kebijakan “ Kurikulum Merdeka” sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.

Dirjen Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menyampaikan, dalam perubahan model ini, tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Terlebih, dalam penerapan Kurikulum Merdeka dibutuhkan sosok guru yang revolusioner, khususnya di lingkup SMK dan Vokasi. 

Ia juga mengungkapkan bahwa selama ini SMK hanya dianggap sebagai lembaga pencetak tukang atau pekerja. Menurut Wikan, hal ini menjadi tantangan besar Kemendikbudristek dalam mengubah stigma tersebut.

"Tantangan terbesar saat ini ada pada guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik lainnya. Soal kesiapan mindset, mindset untuk berubah,'' sebut Wikan saat jadi pembicara dalam acara Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch IV, Senin (28/3).

Salah satu langkah yang dilakukan Kemendikbudristek, ujar Wikan, melakukan pelatihan guru-guru SMK. Dia pun menyebutkan, anggaran yang digelontorkan untuk mengubah mindset lama ini memakan anggaran hingga ratusan miliar rupiah.

"Kami menganggarkan ratusan miliar itu untuk training guru dan dosen. Terutama training mindset. Link and match. Tidak hanya sekadar teori, tapi juga lebih pada practical based, pada project based learning, kemudian unsur pedagogi," tuturnya.

Wikan menilai, fungsi guru saat ini sudah harus berubah. Sebelumnya guru merupakan sosok yang ditakuti dan dihormati, kini sudah harus bertransformasi fungsinya menjadi seorang fasilitator atau coach.