Dialektika tvMu, Kegaduhan Politik yang Tidak Perlu

Dialektika tvMu, Kegaduhan Politik yang Tidak Perlu
Flayer Dialektika tvMu dengan tema 'Kegaduhan Politik yang Tidak Perlu', Sabtu (31/12).

TVMU.TV - Dialektika tvMu kembali digelar, kali ini mengusung tema 'Kegaduhan Politik yang Tidak Perlu' pada Sabtu (31/12). Acara diskusi mingguan ini disiarkan secara langsung di tv digital terrestrial, Youtube tvMu Channel, dan situs tvmu.tv.

Dalam Dialektika tvMu kali ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir hadir sebagai pemantik.

Sementara narasumber pada acara tersebut yaitu, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ Endang Sulastri, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, dan Akademisi UHAMKA Desvian Bandarsyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi beberapa aspek kemajuan yang dicapai Indonesia. Meski demikian, ia menyampaikan beberapa catatan evaluatif yang bersifat kritik konstruktif, terutama dalam hal keagamaan.

"Kita semua komponen umat beragama itu penting menjadikan agama sebagai sumber nilai yang mendamaikan, memajukan, mempersatukan, sekaligus juga menebarkan nilai-nilai yang rahmatan lilalamin sehingga agama menjadi pembangun nilai hidup bermakna," ungkap Haedar.

Dia mengaskan bahwa saat ini sangat penting bagi bangsa ini untuk menghindari hal-hal yang bersifat konflik, baik dalam pemahaman ataupun konflik antar golongan, serta jangan sampai bias memandang agama seakan-akan agama merupakan sumber dari intoleransi, bahkan radikalisme.

Lebih lanjut, Haedar menilai perlu adanya komitmen melakukan proses penegakan hukum yang adil dan objektif. Menurutnya, jika setahun belakangan ini masih dirasakan adanya tebang pilih, maka di tahun selanjutnya harus lebih baik implementasi penegakan hukumnya.

Sementara itu, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ Endang Sulastri menyoroti maraknya pernyataan-pernyataan elite politik yang memicu kegaduhan. Menurutnya, isu-isu semacam itu bisa menggiring opini masyarakat untuk melakukan aksi demonstrasi.

Endang meminta elite politik agar pemilahan pernyataan, tidak perlu menjadikan politik identitas sebagai alat politik sebagaimana pada Pemilu 2019. Saat ini, lanjut dia, bangsa ini perlu membangun persaingan berbentuk kompetisi dalam menjalankan proses Pemilu yang akan datang agar bisa berjalan adil, jujur, serta penuh integritas dan tanggung jawab.

Lalu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan saat ini stabilitas politik di Indonesia bisa dibilang cukup bagus, namun ada beberapa poin penting yang perlu dicatat.

Salah satu poin tersebut yaitu ada ketidakseimbangan dalam hubungan antara eksekutif dan legislatif. Walaupun di satu sisi ini adalah hal yang baik, namun hal itu berdampak negatif juga. Hal ini bisa memicu serempangan produk-produk Undang-Undang (UU).

Misalnya, RKUHP untuk mengurangi kebisingan politik, pencemaran nama baik, atau penghinaan terhadap kepala negara atau pemerintah yang banyak memicu pro kontra.

Adapun Akademisi UHAMKA, Desvian Bandarsyah berpendapat bangsa ini memang perlu melakukan refleksi dan membuka ruang untuk menemukan dimana titik masalah sebenarnya.

VIDEO: Refleksi Akhir Tahun tvMu 'Kegaduhan Politik yang Tidak Perlu'