Haedar Nashir Terima Silaturahmi Dubes Tunisia, Bahas Apa?
TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menerima silaturahmi Duta Besar (Dubes) Tunisia untuk Indonesia, Riadh Dridi di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Rabu (18/1).
Dalam pertemuan itu, Riadh Dridi didampingi oleh diplomat Chaouki Maouley. Sementara Haedar ditemani Sekretaris PP Muhammadiyah, Izzul Muslimin.
Dubes Tunisia untuk Indonesia, Riadh Dridi pada kesempatan itu menyampaikan selamat atas kesuksesan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo.
Ia berharap ada kerja sama antara Muhammadiyah dengan Tunisia dalam bidang pendidikan, pembangunan sumber daya manusia, dan usaha menyebarkan visi Islam Modern.
“Tunisia adalah negara dengan pandangan Islam yang modern. Universitas Zaituna di Tunisia punya kerja sama dengan beberapa universitas di Indonesia dan kami ingin kerja sama lebih lanjut dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Dan saya bangga dengan Muhammadiyah,” kata Riadh Dridi.
Riadh Dridi pun optimistis, kerja sama dengan Muhammadiyah mampu membawa dunia Islam ke arah yang lebih baik. Karena, Muhammadiyah adalah organisasi pelopor yang mengusung Islam modern. Terlebih Indonesia dan Tunisia memiliki kedekatan secara historis, sehingga kerja sama dinilai akan lebih mudah.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyarankan Riadh Dridi terlebih dahulu mengunjungi salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah terlebih dahulu agar melihat secara langsung kualitas pendidikan yang diselenggarakan Muhammadiyah.
“Kami punya 171 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia dan 1 perguruan tinggi di Malaysia. Kami juga punya 121 rumah sakit dan mampu berperan penting sampai ke pelosok terjauh,” ungkap Haedar.
Lebih lanjut, Haedar menyebutkan peluang kerja sama yang ada adalah pendidikan, pertukaran pelajar dan dosen, pengembangan bahasa Arab bagi pendidik Muhammadiyah, dan program-program berasaskan kemanusiaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
“Maka kerja sama yang mungkin kita lakukan antara perguruan tinggi Muhammadiyah dan universitas di Tunisia itu untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik bagaimana kita bersama-sama mengembangkan kemajuan untuk dunia Islam, khususnya Tunisia,” terang Haedar.
“Terakhir kami melihat Indonesia dan Tunisia punya kesamaan dalam pandangan Wasathiyah Islam atau Islam moderat. Maka nanti umat Islam dan dunia Islam tidak cukup hanya moderat, tapi juga maju di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, dan berbagai hal lainnya,” pungkasnya.
VIDEO: Haedar Nashir Berikan Catatan Penting Untuk Kemajuan Indonesia
Comments (0)