Hilman Latief Dorong Muhammadiyah Lebih Aktif Atasi Persoalan Krisis Kemanusiaan

Hilman Latief Dorong Muhammadiyah Lebih Aktif Atasi Persoalan Krisis Kemanusiaan
Mantan Ketua Lazismu, Hilman Latief/ Foto: Tangkap layar tvMu Channel.

TVMU.TV - Mantan Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu), Hilman Latief menyebutkan Muhammadiyah perlu melahirkan gagasan-gagasan baru untuk menjawab tantangan global, khususnya terkait masalah krisis kemanusiaan. Menurutnya, krisis kemanusian merupakan persoalan yang semakin menglobal.

“Krisis kemanusiaan terjadi di berbagai belahan dunia yang diakibatkan fenomena alam (natural calamities) maupun akibat ulah tangan manusia (man-made disasters),” ujar Hilman dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 bertajuk "Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah" pada Senin (30/5) kemarin.

Direktur Jenderal Pelayanan Haji dan Umroh Kementerian Agama ini menyampaikan bentuk krisis kemanusiaan bermacam-macam, sehingga membutuhkan seperangkat sistem untuk dapat direspon.

Lebih lanjut, Hilman menyebutkan macam krisis kemanusiaan di antaranya kelaparan akibat gagal panen dan krisis pangan, konflik yang menyebabkan banyaknya korban berjatuhan, perubahan iklim baik banjir, badai dan udara panas, dan krisis keuangan akibat sanksi ekonomi maupun krisis moneter.

Oleh karena itu, ujar dia, Muhammadiyah harus turun tangan lebih aktif lagi dalam mengatasi sejumlah persoalan krisis kemanusiaan tersebut. Apalagi dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua pada Muktamar ke-43 di Yogyakarta tahun 2010 disebutkan:

  1. Menekankan pentingnya dakwah dan tajdid harus dipahami sebagai upaya untuk memajukan manusia;
  2. Islam dilihat sebagai agama yang memiliki gagasan maju yang selaras dengan masa depan peradaban;
  3. Islam menjadi payung yang dapat melindungi kebhinekaan bangsa, ras, etnik, dan budaya; dan
  4. “Kosmopolitan Islam”: Muhammadiyah berfungsi sebagai jembatan yang memfasilitasi dialog antara Islam dan Barat dan Kerjasama antar peradaban.

Sementara itu, lanjut Hilman, isu krisis kemanusian yang dapat menjadi perhatian Muhammadiyah meliputi respon kebencanaan langsung, diplomasi kebencanaan akibat konflik, krisis kelaparan dan kelangkaan pangan, bantuan kepada pengungsi, dan diplomasi perdamaian dan pembangunan. Namun, hal ini perlu didukung kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan sumber finansial.

Menurut Hilman, apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, maka Muhammadiyah telah sukses memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.

“Peran Muhammadiyah dalam gerakan kemanusiaan global perlu dikaji ulang, disistematisasikan, serta dibuatkan blueprint sehingga operan yang dilakukan lebih terlihat, berdampak luas, serta tidak semata-mata gerakan parsial sporadis untuk kemanusiaan global,” jelasnya.

Lalu Hilman pun menyarankan agar Persyarikatan menguatkan lembaga dalam Muhammadiyah yang berperan dalam memfungsikan peran diplomatik dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana internasional.

Selanjutnya, harus mengoptimalkan peran Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam memfasilitasi peran-peran diplomasi perdamaian maupun kemanusiaan di tingkat internasional. Terakhir, mengoptimalkan ekosistem keuangan (filantropi) kemanusiaan Muhammadiyah melalui konsep dana abadi kemanusiaan.

Saksikan video streaming acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 bertajuk 'Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah' dengan Klik di Sini.