Kisah Aqua Dwipayana, Mantan Wartawan yang Jadi Motivator Sukses

Kisah Aqua Dwipayana, Mantan Wartawan yang Jadi Motivator Sukses
Dr. Aqua Dwipayana/ Foto: Istimewa.

Menjadi seorang motivator bukanlah perkara yang murah, meski kerjaannya terlihat cuma berbicara. Ucapan yang disampaikannya bukan hanya keluar begitu saja, namun terkandung makna dan juga ilmu yang bisa diserap maupun diterapkan oleh para pendengarnya.

Bicara mengenai motivator, pasti tidak luput dari nama Dr. Aqua Dwipayana. Salah satu motivator asal Indonesia ini adalah seorang mantan wartawan. 

Lahir dari keluarga sederhana di Pematang Siantar tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mencerahkan khalayak. Dr. Aqua mengawali kariernya sebagai wartawan salah satu media di Jawa Timur, Suara Indonesia. 

Putra Minang ini juga pernah bekerja di sejumlah media yaitu, Jawa Pos, Surabaya Minggu, Bisnis Indonesia, dan lain-lain.

Pada tahun 1994, ia bertekad untuk beralih profesi menjadi pegawai Humas di PT Semen Cibinong. Sebelas tahun berlangsung, tepatnya 2005, Dr. Aqua pun memutuskan untuk berhenti sebagai karyawan di PT Semen Cibinong. 

Selama 3 bulan jadi pengangguran, suami dari Retno Setiasih ini mendapatkan tawaran pekerjaan dari seorang kenalannya untuk menjadi pembicara sebagai konsultan komunikasi dengan bayaran 5 juta rupiah.

Dari situlah jalan hidupnya kemudian berubah. Tuhan pun memberikan jalan bagi pekerjaan baru Dr. Aqua, menjadi seorang motivator. Dalam waktu yang singkat, karier pria yang memiliki jaringan yang luas ini kian melejit.

Saat ini Dr. Aqua telah menjalankan profesinya sebagai motivator Indonesia dengan menjadi pembicara di ratusan perusahaan. Adapun tarif sang motivator ini berkisar sekitar 60 juta per 120 menit.

Tidak hanya menjadi seorang motivator, pria yang hobi bersilaturahmi ini juga menulis buku berjudul "The Power of Silaturahim". Buku karangan Dr. Aqua itu terjual sekitar 100 ribu copy di pasaran.

Bukan hanya itu, Dr. Aqua juga menulis buku-buku lain seperti Komunikasi Jari Tangan Jilid 1 dan 2, Berhenti Kerja Dunia Tidak Kiamat, dan Berhenti Kerja Semakin Kaya. (Fachri Septian)