Rektor UMJ Sebut Rezimentasi Agama Tidak Patut Dilakukan Oleh Negara

Rektor UMJ Sebut Rezimentasi Agama Tidak Patut Dilakukan Oleh Negara
Rektor UMJ, Ma’mun Murod Al-Barbasy dalam acara Dialektika tvMu dengan tema 'Fenomena Rezimentasi Paham Agama', Sabtu (10/12). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma’mun Murod Al-Barbasy mengatakan sebagai negara Pancasila yang majemuk, Indonesia bukanlah negara agama maupun negara sekuler.

Meski demikian, lanjut dia, nilai-nilai agama dan kebudayaan luhur memiliki posisi tinggi dalam membangun moralitas bangsa. Berdasarkan hal ini dapat ditegaskan bahwa negara harus netral agar dapat mengakomodasi seluruh kelompok yang ada.

Hal tersebut disampaikan Ma'mun dalam acara Dialektika tvMu dengan tema 'Fenomena Rezimentasi Paham Agama' pada Sabtu (10/12).

Maka dari itu, Ma’mun menegaskan rezimentasi agama ataupun pengistimewaan kepada salah satu kelompok agama apapun secara etis dianggap tidak patut dilakukan oleh negara.

“Maka tidak dibenarkan dalam sebuah negara Pancasila ada sebuah faham keagamaan tertentu, dari yang mayoritas sekalipun tidak dibenarkan tampil mendominasi, apalagi berusaha tampil menjadi faham keagamaan negara karena akan men-degrade positioning negara Indonesia yang bukan sebagai negara agama, meskipun agama sejatinya menduduki posisi yang sangat penting,” terangnya.

Ma’mun menyampaikan kesadaran kebangsaan bahwa Indonesia adalah negara majemuk dari sisi agama dan faham keagamaan perlu dimiliki semua pihak.

“Tidak boleh ada kelompok yang mendominasi. Kalau ada yang tampil sebagai mayoritas dengan menghargai yang lain itu tidak masalah, tapi kalau mendominasi sambil memarginalkan yang berbeda, ini yang tidak benar,” sebutnya.

VIDEO: Fenomena Rezimentasi Paham Agama