Sosok Wikan Sakarinto, Sang Nakhoda di Pendidikan Vokasi
TVMU.TV - Pendidikan Vokasi adalah sebuah konsep pendidikan dimana unsur praktek dalam proses pembelajaran yang dilakukan lebih banyak dibandingkan unsur teori.
Saat ini, Pendidikan Vokasi dituntut harus dapat melakukan transformasi dan mempertajam keterampilan para mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, mengingat tantangan di dunia ketenagakerjaan sangat bervariasi.
Maka dari itu, satuan Pendidikan Vokasi perlu merubah cara berfikir dengan memperhatikan softskill dan karakter siswa. Pasalnya, selama ini satuan Pendidikan Vokasi hanya fokus memberikan ketrampilan dan mengabaikan softskill dan karakter siswa.
Sementara bila hardsklill saja yang diberikan pada siswa, hal ini hanya akan menghasilkan lulusan tukang yang tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya dan memanfaatkan peluang yang ada.
Itulah gambaran tantangan vokasi atau pendidikan yang berfokus pada penguasaan keahlian terapan tertentu saat ini. Membangun softskill dan karakter siswa di dunia ketenagakerjaan sangat diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing guna menekan angka pengangguran di Tanah Air.
Pada pengunjung tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendirikan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi.
Tujuan didirikannya Ditjen Pendidikan Vokasi yaitu, untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0, yang membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang ahli dibidangnya.
Lalu nama Wikan Sakarinto diamanatkan memimpin Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud. Dirinya diharapkan mampu menekan angka pengangguran dengan menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten dan siap kerja melalui Pendidikan Vokasi.
Wikan adalah sosok yang tak asing di dunia pendidikan vokasi. Sebelum menahkodai Ditjen Pendidikan Vokasi, ia merupakan Dekan di Program Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sejak tahun 2001, dia telah mengabdikan hidupnya untuk menjadi dosen teknik permesinan di UGM. Sebelum menjadi tenaga pelajar di perguruan tinggi terfavorit di Yogyakarta itu, Wikan pernah bekerja sebagai Manajer Produksi di PT Dipta Kriya selama dua tahun.
Ayah dari Gangsar Bagas Wicaksono dan Dimas Aji Pinilih ini mengenyam pendidikan di SMPN 1 Yogyakarta. Kemudian melanjutkan jenjang selanjutnya di SMAN 12 Yogyakarta.
Setelah itu, Wikan kuliah di D3 Teknik Mesin UGM pada 1994-1997. Lalu, pria kelahiran 1975 ini lulus S1 ekstensi di UGM pada Program Mechanical Engineering pada 2001.
Tak sampai di situ, Wikan pun kembali menempuh studi S2 di University of Twente, Belanda dan Technical University Dortmund, Jerman pada Program Mechanical Engineering. Dengan beasiswa StuNed akhirnya Wikan lulusan di dua universitas tersebut pada 2005.
Pada tahun 2016, ia menyelesaikan pendidikan doktornya di Kobe University Program Mechanical Engineering.
Dalam masa tugas sebagai Ditjen Pendidikan Vokasi, Wikan Wikan telah menjalankan beberapa program, yaitu:
1. Program sejuta masker.
2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan.
3. Program Kampus Merdeka Vokasi.
4. Revitalisasi Balai Besar sebagai penggerak pelatihan bagi Kepala Sekolah, Guru, dan Dosen Vokasi.
5. Kewajiban link and super match SMK, Perguruan Tinggi Vokasi, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) dengan dengan industri, dunia usaha dan dunia kerja (Iduka).
6. Program Fast Track SMK-D2.
7. Upgrading D3 menjadi D4.
8. Pelatihan kewirausahaan.
9. Penguatan Perguruan Tinggi Vokasi.
10. Beasiswa pendidikan vokasi bekerjasama dengan LPDP.
11. Rekognisi Pembelajar Lampau (RPL) untuk multi entry civitas vokasi dan dosen.
12. Membawa Iduka masuk untuk menyusun kurikulum, mengajar hingga menilai pelaksanaan.
13. Kegiatan rebranding vokasi seperti pembuatan jingle Vokasi, apresiasi karya, dan lain-lainnya. (Fachri)
Comments (0)