Kata Abdul Mu'ti Soal Komentar Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

Kata Abdul Mu'ti Soal Komentar Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam acara Gerakan Subuh Mengaji dengan tema 'Edisi Khusus Lebaran Kembali Fitri' yang disiarkan di TV Muhammadiyah pada Selasa (25/4). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti buka suara menanggapi komentar peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang (AP) Hasanuddin yang mengancam warga Muhammadiyah karena beda penetapan Lebaran 2023.

Terkait hal ini, ia menegaskan melawan pemerintah, manja dan minta difasilitasi itu bukanlah sikap dan kepribadian Muhammadiyah.

Hal itu disampaikan Mu'ti dalam acara Gerakan Subuh Mengaji dengan tema 'Edisi Khusus Lebaran Kembali Fitri' yang disiarkan di TV Muhammadiyah pada Selasa (25/4).

"Jika ada yang menganggap Muhammadiyah ini melawan pemerintah, manja dan minta difasilitasi, itu jauh dari sikap dan kepribadian Muhammadiyah" tegas Mu'ti.

Lalu jika melihat ada orang yang ingin membunuh, Mu'ti menilai hal tersebut bagi Muhammadiyah bukanlah sesuatu yang besar.

 “Masa segitunya sih???” sebutnya.

Mu'ti menyampaikan PP Muhammadiyah akan menyerahkan kasus dugaan tindak pidana itu kepada Lebaga Bantuan Hukum agar menindaklanjuti ke Bareskrim Polri.

Seperti diketahui, peneliti BRIN bernama AP Hasanuddin menulis sebuah komentar yang kontroversial melalui akun Facebook-nya.

Dirinya menyatakan akan akan membunuh warga Muhammadiyah. Selain itu, AP Hasanuddin juga menantang untuk melaporkan dirinya ke pihak berwajib.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda Kalender Islam Global dari Gema Pembebasan? Banyak Bacot emang. Sini saya bunuh kalian satu-satu," tulis AP Hasanuddin.

"Silahkan laporkan komen saya dengan ancaman Pasal pembunuhan. Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," lanjutnya.

VIDEO: Dialektika tvMu 'Mengapa 1 Ramadan Hari Sabtu?'