Ketum IPM Desak Kadernya yang Jadi Relawan Maupun Bekerja di ACT Segera Keluar

TVMU.TV - Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Nashir Efendi mendesak para kadernya yang menjadi relawan maupun bekerja di lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk segera keluar.
Hal ini disampaikannya seiring adanya dugaan penyelewengan dana donasi yang dilakukan ACT dan gaji besar yang diterima para petinggi yayasan tersebut.
"Saya ingatkan kepada teman-teman se-persyarikatan saya yang lebih memilih ACT daripada Lazismu. Minta tolong berhenti aktif di lembaga ini, baik itu menjadi relawan atau karyawan," tulis Twitter @nashirefendi sebagaimana dikutip tvMu, Senin (4/7/2022).
Saya ingatkan kepada teman-teman se persyarikatan saya yang lebih memilih ACT daripada Lazismu. Minta tolong berhenti aktif di lembaga ini, baik itu menjadi relawan atau karyawan. Sudah ada bbrp report sebelum Tempo yg menjelaskan soal kebobrokan ini. https://t.co/Wf2sHJe39P
— Nashir Efendi (@nashirefendi) July 3, 2022
Berdasarkan data yang dirilis majalah Tempo, ACT menggunakan dana umat untuk kepentingan pribadi, salah satunya untuk membayar gaji petinggi lembaga ini yang disebut-sebut mencapai Rp250 juta per bulan.
Sebelum laporan itu mencuat, Nashir mengakui telah mengetahui kabar itu sejak lama.
"Sudah ada beberapa report sebelum Tempo yang menjelaskan soal kebobrokan ini," ungkapnya.
Ia menambahkan, dalam sepuluh terakhir ini banyak kajian gerakan filantropi Islam yang menggeliat di Indonesia. Menurutnya, ada masalah di balik menjamurnya gerakan filantropi Islam tersebut.
"Tempo melihat sisi lain, konsekuensi yang tidak diinginkan (unintended consequences) dari geliat dan menjamurnya fenomena ini. Ada efek samping yang belum terantisipasi," terangnya.
VIDEO: Filantropi untuk Investasi
Comments (0)