PTM Terbatas di Tangsel Kembali Diberlakukan, SMP Muhammadiyah 17 Utamakan Prokes

PTM Terbatas di Tangsel Kembali Diberlakukan, SMP Muhammadiyah 17 Utamakan Prokes
Seorang siswi tengah mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas di SMP Muhammadiyah 17 Tangerang Selatan, Rabu (9/3/2022).

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan salah satu daerah yang kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Senin (7/2/2022).

Hal itu termaktub Surat Edaran Nomor: 421/1661-Disdikbud tentang Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Kota Tangerang Selatan.

Pada surat edaran disebutkan, PTM terbatas tersebut diperuntukkan bagi seluruh siswa jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Atas kembali diberlakukannya PTM terbatas dengan kapasitas 50 persen ini, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 17 Tangsel, Sobari mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Disdikbud Kota Tangsel selaku pembuatan kebijakan.

"Kalo kita punya payung, payung kita disini adalah Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Artinya, apa yang diberlakukan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan kita samina wa athona, mengikuti yang berlaku," kata Sobari saat ditemui di sekolahnya, Rabu (9/3/2022) kemarin.

Dalam persiapan PTM terbatas di SMP Muhammadiyah 17 Tangsel, ia mengatakan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat adalah yang utama.

Terkait hal ini, lanjut Sobari, semua civitas di SMP Muhammadiyah 17 Tangsel wajib selalu menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan atau yang diperluas menjadi 5M. Bahkan, mengimplementasikan 3T yaitu testing, tracing dan treatment.

"Masalah proses kita dahulukan karena itu menjadi standar utama, bahkan kita juga membuat surat untuk dipampang di depan dengan skema seperti ini. Artinya kenapa? biar betul-betul dilakukan bagi civitas yang ada di Muhammadiyah 17 ini," tuturnya.

Selain itu, Sobari juga mengatakan model PTM terbatas ini momentum tepat untuk lebih serius dan giat, menggalakkan kembali penanaman karakter siswa dari segi moral.

Disisi lainnya, dia mengatakan penerapan kembali PTM terbatas ini pun dapat meringankan beban pengeluaran orang tua yang mengharuskan membelikan pulsa untuk metode pembelajaran jarak jauh atau secara daring.

"Selanjutnya kita prihatin dengan orang tua kenapa, karena dalam semua kondisi ini dia juga harus katakanlah membeli kuota, dia juga harus mempersiapkan bayaran sekolah atau SPP dan kegiatan-kegiatan yang lainnya," terang Sobari.

Lalu, Sobari berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga guru dan siswa bisa beraktivitas seperti biasanya.

"Kami berharap mudah-mudahan kami bedoa, Covid ini cepat berakhir dan kita bisa pulih sepulih mungkin," pungkasnya.