Ucapan dan Pesan dari Para Tokoh Muhammadiyah di Hari Pers Nasional 2022

Ucapan dan Pesan dari Para Tokoh Muhammadiyah di Hari Pers Nasional 2022
Postingan Instagram @tvmuhammadiyah.

Pada Rabu (9/2/2022) kemarin, Indonesia memperingati Hari Pers Nasional. Ucapan dan harapan di Hari Pers Nasional pun datang dari berbagai tokoh Muhammadiyah.

Salah satunya, disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir. Ia menyebutkan musuh terbesar pers saat ini adalah buzzer yang tidak bertanggung jawab.

Haedar pun berpesan jangan sampai kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terbawa pada suasana yang kontroversial menjurus ke konflik sosial antarsesama anak bangsa.

"Pers Indonesia secara khusus dalam dinamika politik kebangsaan saat ini penting menjalankan fungsi checks and balances sebagaimana menjadi DNA media massa sepanjang sejarah di negeri mana pun," tandas Haedar dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana dikutip dari situs muhammadiyah.or.id, Jumat (11/2).

Lalu, Haedar berharap agar jangan sampai Indonesia timpang tanpa fungsi kritis pers yang konstruktif. Maka dari itu, insan pers perlu lebih kritis demi masa depan Indonesia yang demokratis dan berkemajuan.

"Pers dituntut proaktif mengakselerasi dinamika kehidupan kebangsaan agar Indonesia menjadi negara maju di era dunia modern abad ke-21," ucapnya.

Senada, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyampaikan, pers memiliki peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan, memajukan, dan membangun peradaban bangsa. Terlebih, di iklim demokrasi, media merupakan pilar utama demokrasi.

"Selain berperan menyampaikan informasi, media juga berperan dalam proses edukasi agar publik melek, sadar, dan berpartisipasi dalam proses politik secara cerdas, arif, jernih, rasional, dan obyektif," kata Abdul Mu'ti seperti dilansir dari GenPI.co.

Menurut Abdul Mu'ti, dalam era informasi dan digitalisasi saat ini, media telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya media menyajikan informasi yang aktual dan real time.

Namun, ia menilai tak semua media belum mampu menjadi referensi untuk memandu menuju kebenaran. "Banyak media abal-abal yang tidak mendidik, bahkan menjadi sumber ketegangan antar kelompok di masyarakat," ungkapnya.

Disisi lain, Abdul Mu'ti juga berpendapat ada sejumlah media yang kadang menjadi corong kepentingan politik partai atau orang tertentu. Meski demikian, dirinya berharap, ke depan media harus menyajikan informasi yang akurat, objektif, dan edukatif. Karena, netralitas dan obyektivitas media adalah sebuah keniscayaan.

"Media adalah cermin peradaban dan keadaban bangsa. Wajah media adalah wajah bangsa," sebutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news tentang Muhammadiyah setiap hari di tvmu.tv. Jangan lupa subscribe juga channel YouTube tvMu Channel dan aktifkan lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru langsung. Cerdas Mencerahkan.