Bolehkah Kita Merayakan Tahun Baru? Begini Kata Haedar Nashir

TVMU.TV - Tak terasa pergantian tahun baru Masehi atau Miladiyah 2023 sudah di depan mata. Momen ini begitu sangat dinantikan oleh sebagian besar umat manusia. Lalu bolehkah kita merayakan tahun baru?
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Haedar Nashir menjelaskan umat Muslim sering merayakan dua pergantian tahun. Pertama pada bulan Hijriyah ketika 1 Muharram tiba, kedua di akhir tahun Miladiyah seperti akhir Desember.
Menurut dia, hal ini tidaklah perlu dipertentangkan, karena keduanya sama-sama baik atau tidak ada yang buruk.
“Dalam kehidupan sehari-hari termasuk di negara Timur Tengah, Arab Saudi, dua kalender selalu dipakai yang sehari-hari termasuk untuk transaksi itu menggunakan tahun Miladiyah tetapi untuk penentuan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha itu menggunakan tahun Hijriyah, jadi tidak perlu mempertentangkan dua waktu ini,” kata Haedar di acara Refleksi Akhir Tahun Masjid Husnul Khatimah Kampung Rukeman-Peleman Tamantirto Kasihan, Bantul, Rabu (28/12).
Lebih lanjut, Haedar Nashir mengingatkan agar memaknai tahun baru untuk syiar. Namun merayakan tahun baru menjadi keliru bila secara berlebihan dan hanya lahiriyah semata-mata, apalagi yang bersifat mubazir waktu, uang, kesempatan dan lainnya.
“Supaya kita tidak berlebihan dan punya arti syiar boleh, gembira boleh. Masak sih manusia tidak boleh gembira? boleh, kalau yang tidak boleh gembira itu hanya patung dan polisi tidur. Manusia berhak untuk gembira, bahagia, ada suasana lahir dalam hidup itu. Misal, bertemu teman gitu kan senang,” terangnya.
“Tetapi bagi kita kaum Muslim ada batas-batas dan ada makna-makna yang harus kita pedomani dan kita maknai dalam melepas tahun lama dan lahirnya tahun baru,” sambung Haedar.
VIDEO: Haedar Optimistis Muhammadiyah Bisa Menjadi Pemersatu Bangsa
Comments (0)