Dadang Kahmad Minta Kesalehan Digital Digarap Serius Oleh Persyarikatan dan Umat Islam

Dadang Kahmad Minta Kesalehan Digital Digarap Serius Oleh Persyarikatan dan Umat Islam
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad di Dialektika dengan tema 'Membangun Kesalehan Digital', Sabtu (17/12). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad menyampaikan salah satu isu strategis keumatan yang dibahas dalam Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta yaitu soal Kesalehan Digital.

Ia menjelaskan latarbelakang isu ini lahir atas keprihatinan Persyarikatan terhadap kondisi masyarakat Indonesia yang secara umum tidak beradab saat tampil dan berkomunikasi di media sosial sebagaimana hasil survei Digital Civility Index (DCI) Microsoft pada tahun 2020.

“Kita perlu memberikan suatu arahan pada masyarakat dan warga Muhammadiyah terkait penggunaan media digital,” kata Dadang dalam program Dialektika dengan tema 'Membangun Kesalehan Digital' pada Sabtu (17/12).

Lebih lanjut, Dadang menjelaskan bentuk krisis adab yang sering terjadi di media sosial di antaranya informasi hoaks, ujaran kebencian, saling mencela, dan merusak kehormatan orang lain.

Menurut dia, jika dibiarkan hal ini akan merusak keakraban hubungan warga negara di dunia nyata. Sementara di akhirat, mereka juga menerima dosa.

Dengan demikian, Dadang mengatakan Muhammadiyah menjadikan tema Kesalehan Digital sebagai salah satu isu krusial yang perlu digarap serius oleh Persyarikatan.

“Maka Muhammadiyah perlu memberikan warning pada kita semua perlunya kesalehan atau menggunakan media digital secara baik,” tegasnya.

Dikatakan Dadang, usaha Muhammadiyah dalam menyikapi isu ini  bukan baru saja dilakukan. Pada tahun 2019, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah menerbitkan buku berjudul Fikih Informasi.

Kemudian Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah telah mengeluarkan Kode Etik Netizmu (Netizen Muhammadiyah) pada tahun 2017.

Dadang berharap isu strategis ini juga digarap oleh umat Islam agar menjadikan media sosial sebagai alat untuk menebar kebaikan, dakwah amar makruf nahi munkar dan bukan untuk sekadar bersia-sia.

“Panduan itu memberikan satu bimbingan pada warga Muhammadiyah bagaimana menggunakan media sosial, sebab kalau tidak kita berhadapan dengan akibat-akibat yang sangat merusak,” pungkasnya.

VIDEO: Membangun Kesalehan Digital