Haedar Nashir Dorong Pandangan Moderat Sebagai Dasar Dalam Beragama dan Bernegara

Haedar Nashir Dorong Pandangan Moderat Sebagai Dasar Dalam Beragama dan Bernegara
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/ Foto: Instagram @haedarnashirofficial.

TVMU.TV - Seluruh kelompok keagamaan yang ada di Indonesia berperan aktif membangun bangsa dan negara menjadi lebih lagi ke depannya. 

Terkait hal ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berharap negara tidak mengeluarkan kebijakan yang merugikan agama, bahkan anti agama.

Hal itu disampaikan Haedar Nashir dalam acara Orasi Ekonomi Kebangsaan dalam rangka Dies Natalis ke-61 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Malang, Selasa (18/10).

Lebih lanjut, ia mengingatkan negara bukan hanya fokus kepada ancaman yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara agama, tapi negara juga harus memperhatikan ancaman-ancaman yang berkeinginan mengubah Indonesia menjadi negara sekuler.

Haedar pun menambahkan, Muhammadiyah memandang Indonesia sebagai Negara Pancasila Darul Ahdi Wasy Syahadah. Dia menyebutkan bahwa Muhammadiyah menjadi satu-satunya organisasi masyarakat yang melabelkan pada Indonesia dengan Pancasila.

“Muhammadiyah punya dokumen resmi yang menyebut negara Pancasila Darul Ahdi Wasy Syahadah bahwa negara kita itu dasarnya Pancasila, dan mungkin satu-satunya ormas yang memberi label pada Indonesia pakai negara Pancasila yang lain selalu NKRI harga mati,” sebutnya.

Selain itu, Haedar berharap negara menyerap pandangan dari agama-agama sebelum mengeluarkan kebijakan. Dia menilai semua agama-agama itu menginginkan kebaikan bagi Indonesia.

Dikatakan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, ekspresi keagamaan di Indonesia dijamin oleh konstitusi, maka saat umat beragama mengekspresikan keagamaannya janganlah disebut ekstrem.

Haedar menilai aktualisasi atas agama itu tidaklah salah, sementara yang salah adalah ketika identitas agama tersebut digunakan untuk menyerang yang lain.

“Jangan dianggap ekstrim, yang muslim pakai kerudung, yang lain pakai identitasnya berdasarkan agamanya. Yang salah itu, umat beragama ketika memakai identitas agamanya lalu menyerang identitas yang lain,” ucapnya.

Haedar menegaskan, janganlah mempertentangkan identitas keagamaan yang satu, dengan yang lainnya, apalagi menjadikan negara sebagai alat untuk menghadap-hadapkan sesama anak bangsa. Maka dari itu, ia mendorong pandangan moderat sebagai dasar dalam beragama dan bernegara.

VIDEO: Hari Bermuhammadiyah UMJ Bersama Haedar Nashir