Haedar Nashir Ingatkan Bangsa Indonesia Tak Buang Energi Pada Hal yang Sudah Baku

Haedar Nashir Ingatkan Bangsa Indonesia Tak Buang Energi Pada Hal yang Sudah Baku
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Halalbihalal Idulfitri 1446 H PP Muhammadiyah di UMJ, Sabtu (19/4). Foto: muhammadiyah.or.id.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan bangsa Indonesia supaya tidak buang-buang energi pada hal yang sudah baku dan lupa pada isi.

Hal itu disampaikan Haedar dalam acara Halalbihalal Idulfitri 1446 H PP Muhammadiyah di UMJ, Sabtu (19/4).

Kontroversi yang seringkali perdebatannya kulit itu muncul ketika pada musim Pemilu, salah satunya adalah munculnya isu untuk menggugat penggunaan nama Indonesia untuk negeri dan bangsa ini.

Haedar menilai, energi bangsa ini akan habis jika masih saja berputar pada isu-isu banal tersebut. Menurutnya akan lebih berguna energi bangsa ini jika membahas tentang isi yaitu identitas diri dan persatuan Indonesia.

Baginya, identitas diri bangsa Indonesia dibangun di atas nilai-nilai agama, nilai luhur, bangsa, dan Pancasila sebagai dasar negara

“Tiga nilai utama inilah yang menjadi identitas bangsa Indonesia, maka silaturahmi mesti menyatukan wawasan dan pandangan kita, bahwa tiga nilai ini punya tempat masing-masing,” katanya.

Haedar juga menegaskan, bahwa Indonesia bukan negara sekuler. Sebab Pancasila sebagai dasar negara memiliki ruang untuk agama.

Mengutip Pidato Sukarno pada 1 Juni 1945, Haedar menyebut, yang berketuhanan tak hanya bangsa, tapi bahkan juga negara Indonesia ini ber-Tuhan.

“Tentu modifikasi dan kodifikasi Indonesia cukup soft, bukan negara agama, tapi agama punya tempat,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Haedar berpesan supaya tidak ada lagi perdebatan persoalan yang sudah baku, yang mengarahkan Indonesia menjadi negara sekuler, maupun sebaliknya menjadikan Indonesia sebagai negara agama.

Dia berharap identitas ini menjadi titik temu yang menjadi perekat persatuan Indonesia. Sebab urusan final sebagaimana yang disebutkan di atas jika diungkit-ungkit terus, akan menimbulkan perpecahan.

Kemudian, secara official dan telah dibakukan dalam konstitusi identitas bangsa ini adalah bangsa Indonesia. Namun secara ekspresi kultural, konstitusi memberi ruang untuk yang lain seperti penggunaan Melanesia, Insulinde, Nusantara, dan lain sebagainya.

Saksikan Live Streaming Halalbihalal Idulfitri 1446 H PP Muhammadiyah