Haedar Nashir Ungkap Kunci Keberhasilan Islam di Indonesia

Haedar Nashir Ungkap Kunci Keberhasilan Islam di Indonesia
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/ Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan negara Indonesia telah lama menjadi bukti bahwa Islam dapat hidup secara damai, moderat, dan adaptif dalam konteks masyarakat yang beragam.

Menurut dia, Islam di Indonesia telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan kebudayaan setempat tanpa mengorbankan prinsip-prinsip inti agama.

“Tidak mungkin agama yang datang dari jazirah Arab bisa diterima masyarakat kepulauan seperti Indonesia ini, lalu dianut masyarakat Nusantara, jika Islam bukan agama yang dapat beradaptasi dengan masyarakat setempat, tanpa kehilangan prinsip-prinsip Islam. Ini anugerah Allah yang perlu kita pahami,” kata Haedar dalam acara Tabligh Akbar Muhammadiyah di Sumedang, Sabtu (9/9).

Haedar menyebutkan salah satu kunci keberhasilan Islam di Indonesia adalah keragaman para penggeraknya. Dari para Wali, saudagar, ahli tasawuf, hingga ahli fikih, pendakwah Islam di Indonesia berasal dari berbagai latar belakang. Baginya, hal inilah yang memberikan warna-warna berbeda pada Islam di Indonesia, namun tetap mempertahankan akar yang sama—Islam.

Dalam hal ini, Haedar menyebutkan Islam di Indonesia bukan hanya sebuah risalah yang bersifat universal, tetapi juga sebuah risalah yang membumi di setiap negeri.

Dia menuturkan, selama periode sejarah di mana peradaban Islam mengalami tantangan dan penjajahan kolonial, masing-masing wilayah berkembang dengan ciri khasnya sendiri.

Misalnya, Arab Saudi menjadikan Islam sebagai dasar negara, selanjutnya Indonesia mengambil inspirasi dari Islam untuk menciptakan Pancasila sebagai dasar negara.

Kemudian Pancasila akhirnya dirumuskan dan diadopsi sebagai dasar negara Indonesia, adalah hasil dari kompromi antara berbagai kelompok dan tokoh yang memiliki pandangan beragam. Haedar menyebutkan salah satu tokoh Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo turut serta dalam merancang Pancasila.

“Pada saat peradaban Islam jatuh, terjadi penjajahan oleh kolonial, tiap-tiap wilayah memiliki ciri khas masing-masing. Arab Saudi menjadikan Islam sebagai dasar negara, sementara Indonesia, Islam menginspirasi lahirnya Pancasila sebagai dasar negara,” jelas Haedar.

Berdasarkan penjelasan di atas, Haedar mengatakan bahwa dalam konteks bernegara, aspek muamalah sangat terbuka untuk melakukan ijtihad (penafsiran kreatif).Menurutnya, hal ini mencerminkan keragaman yang menjadi bagian integral dari keislaman itu sendiri.

Ia mengatakan Islam di Indonesia adalah contoh tentang bagaimana agama dapat hidup berdampingan dengan kebudayaan lokal, menciptakan masyarakat yang damai, moderat, dan adaptif. Haedar menilai semua ini adalah anugerah Allah yang perlu kita pahami dan pelihara sebagai warisan berharga bagi masa depan.

VIDEO: Pertemuan Muhammadiyah dengan PM Malaysia