Manager Nasution Rekomendasikan 6 Hal Ini untuk Perbaikan Polri

Manager Nasution Rekomendasikan 6 Hal Ini untuk Perbaikan Polri
Mantan Wakil Ketua MHH PP Muhammadiyah, Manager Nasution dalam acara Dialektika tvMu bertajuk

TVMU.TV - Dalam beberapa minggu terakhir, kasus adu tembak yang melibatkan dua anggota kepolisian yakni Brigadir J dan Bharada E ramai menjadi perbincangan publik. Hal ini tentu sangat mencoreng Korps Bhayangkara.

Terkait hal ini, Mantan Wakil Ketua Majelis Hukum dan HAM (MHH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Manager Nasution merekomendasikan enam hal bagi perbaikan Polri.

Ia mengatakan enam catatan itu telah diberikan secara terbuka ketika Kapolri Listyo Sigit Prabowo dilantik pada awal tahun 2021 lalu.

“Pertama, ada PR besar untuk melanjutkan reformasi internal di tubuh kepolisian,” kata Manager dalam acara Dialektika tvMu bertajuk "Save Polri", ditulis Senin (15/8).

“Kedua, juga sangat penting kepolisian melakukan upaya-upaya penguatan keguyuban dan soliditas di kalangan kawan-kawan kepolisian,” sambungnya.

Ketiga, adanya problem surplus perwira tinggi di kepolisian, sehingga banyak dari mereka yang disalurkan ke Kementerian dan banyak pula yang tidak tertampung.

Keempat, Kepolisian masih rentan terhadap tarikan politik praktis di setiap kontestasi politik. Oleh karena itu, Manager berharap di tahun politik 2024 mendatang, kepolisian bisa menjaga jarak dari hal itu.

Kelima, berdasarkan amanah dari reformasi, yaitu khittah Kepolisian sebagai lembaga pengayom dan pelindung masyarakat belum sepenuhnya berjalan.

“Mereka (polisi) menjadi sipil, bukan militer. Nah karena itu struktur, kultur, dan tradisi di kalangan kepolisian mestinya kembali ke situ (mengayomi dan melindungi),” tegasnya.

Lalu yang terakhir, Kepolisian harus adaptif terhadap inovasi dan teknologi yang diwujudkan dalam basis bentuk pelayanannya. Namun bagian ini, bagi Manager sudah layak diapresiasi.

Terkait kasus pembunuhan Brigadir J, Manager menilai Polri perlu melakukan perubahan paradigma internal, karena masih ditemukannya sikap-sikap militeristik yang represif di berbagai tempat.

Jika kasus ini tidak segera dijawab dengan transparansi, maka akan membawa sentimen yang buruk kepada Polri. Sebab, kasus extra judicial killing itu ironisnya terjadi kepada aparat negara, dilakukan oleh aparat negara, di rumah milik negara.

“Ini syiar ketakutan kepada publik. Mestinya Polisi itu memberi kenyamanan, pesan damai kepada kita, pesan nyaman kepada kita, daripada seperti sekarang menjadi syiar ketakutan di mata publik. Kalau ini tidak diselesaikan, maka jangan salahkan kalau kemudian publik mencari jalannya sendiri untuk mereformasi kepolisian,” pungkas Manager.

VIDEO: Dialektika tvMu Bertajuk "Save Polri"