Pengamat Sebut Korupsi Dunia Peradilan Indonesia Sangat Kronis
TVMU.TV - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat), Zaenur Rohman mengungkapkan bahwa judicial corruption atau korupsi yang terjadi di dunia peradilan di Indonesia sangat kronis. Menurutnya, hal ini tercermin dalam rendahnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia saat ini, yaitu pada angka 34 dari 100.
Hal itu disampaikan dia dalam program Dialektika tvMu bertajuk 'Berantas Korupsi Tanpa Retorika' yang disiarkann di YouTube tvMu, Sabtu (2/11).
Dijelaskan Zaenur, angka tersebut menunjukkan bahwa kondisi Indonesia masih sangat buruk dalam hal korupsi. IPK ini merupakan indeks komposit, yang disusun dari beberapa indeks lainnya, sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai persepsi korupsi di Indonesia.
Zaenur menjelaskan bahwa terdapat dua indeks utama yang menyebabkan rendahnya IPK Indonesia. Pertama, World Justice Project, yang menunjukkan permasalahan utama dalam penegakan hukum.
Di Indonesia, lanjut dia, hukum dianggap dapat diperjualbelikan sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum (uncertainty) yang memberi dampak negatif bagi dunia bisnis. Ketidakpastian ini menyebabkan para pelaku bisnis ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena kurangnya kepastian hukum dan prediktabilitas dalam proses perdata.
Kedua, Aspek Demokrasi, yaitu Varieties of Democracy Project, yang juga memberikan skor rendah pada IPK Indonesia, masing-masing sebesar 24 dan 25 dari 100.
Bagi Zaenur, dua faktor ini menjadi penyebab utama rendahnya skor IPK Indonesia. Ia menilai jika kedua bidang ini diperbaiki, IPK Indonesia akan meningkat secara signifikan.
Saksikan Dialektika tvMu 'Berantas Korupsi Tanpa Retorika'
Comments (0)