Busyro Muqoddas Jelaskan Misi dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah

Busyro Muqoddas Jelaskan Misi dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah
Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas dalam acara wisuda periode 2023 UMSU di Convention Hall Capita Selecta, Selasa (4/7) lalu. Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menjelaskan misi dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah (PTMA) adalah sebagai tempat kaderisasi ilmuwan kemanusiaan universal.

Jika misi tersebut dimanifestasikan kepada kepemimpinan, ia menilai dunia ini khususnya di Indonesia perlu kepemimpinan yang memiliki energi keilmuan untuk menjalankan amanah yang diterimanya. 

“Siapa yang akan bisa membantah bahwa kita sedang hidup di negeri yang sedang mengalami kebutuhan kepemimpinan yang hakiki, kepemimpinan yang otentik, yang fitri.” kata Busyro dalam acara wisuda periode 2023 Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) di Convention Hall Capita Selecta, Selasa (4/7) lalu.

Terkait hal ini, Busyro berharap mahasiswa dari PTMA dapat merealisasikan misi ini sehingga krisis kepemimpinan yang hakiki berdasar pada kejujuran, kepandaian dan kerakyatan otentik dapat segera ditanggulangi.

“Muhammadiyah membaca krisis ini dan salah satu cara yang dilakukan ialah memperkuat basis kenegaraan-basis kebangsaan yaitu memerlukan SDM melalui pendidikan tinggi.” Imbuhnya.

Dibandingkan dengan memberi solusi melalui narasi yang melangit, Busyro mengatakan Muhammadiyah lebih kepada memberi jawaban atas krisis yang terjadi saat ini dengan aksi konkrit dan memberikan manfaat nyata.

Menurut dia, Muhammadiyah tidak ingin tagline narasi tanpa implementasi dan aktualisasi adalah halusinasi terjadi.

“Muhammadiyah tidak seperti itu, Muhammadiyah konkrit narasinya ialah ilmu yang integratif dengan iman dan itu diwujudkan dengan produk nyata,” sebut Busyro.

Dikatakan Busyro, hakikat ilmu dalam pandangan Muhammadiyah itu terintegrasi dengan iman, yang kemudian mempunyai peran transformatif. Dalam hal ini, ia menyebutkan perubahan yang dikehendaki Muhammadiyah yaitu secara evolutif namun sistemik.

Selain itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2011-2014 itu menyampaikan, perpaduan antara iman dan ilmu merupakan bekal kepemimpinan bagi kemanusiaan universal saat ini dan mendatang. Di mana kepemimpinan bukan lagi yang berpusat pada pandangan ilmu yang positivistik, yang acapkali melahirkan dehumanisasi.

Maka dari itu, Busyro mengatakan tujuan dari pendidikan Muhammadiyah adalah untuk mengantarkan peserta didik memiliki kesadaran amal salih. Tujuan tersebut dicapai oleh Muhammadiyah dengan memadukan antara ilmu yang amaliah dan amal yang ilmiah.

“Jika diberi penekanan, maka ilmu amaliah dan amal ilmiah itu akan menghasilkan pejuang kebenaran dan keadilan,” ujarnya.

Dalam konteks Indonesia, Busyro mengatakan kebenaran dan keadilan yang paling dibutuhkan adalah dalam bidang ekonomi. Sebab keadilan yang paling merana di Indonesia adalah keadilan ekonomi.

Dia pun berharap pejuang kebenaran dan keadilan yang dilahirkan oleh PTMA bukan hanya dalam bidang ekonomi saja, tetapi juga bidang hukum, politik, sosial dan lain sebagainya yang menjadi tumpuan hidup orang banyak.

VIDEO: Wisuda UMSU Periode I Tahun 2023