Ekonomi 2023 Kurang Bergairah? Lakukan Lima Hal Ini Jika Mau Selamat
TVMU.TV - Ekonomi global dihantui resesi yang bisa saja berdampak pada Indonesia. Terkait hal ini, Ketua Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Achmad Su’ud optimistis dengan perekonomian nasional, meski iklim ekonomi tahun 2023 kurang bergairah.
Hal itu disampaikannya di acara refleksi dan evaluasi kelembagaan terhadap program pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di lingkungan Persyarikatan yang digelar Induk BMT, Jumat (30/12).
Untuk dapat bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, Achmad mengusulkan beberapa hal agar resesi dapat diminimalisir dan dicegah. Ia mengatakan ada lima hal yang bisa dilakukan.
1. Pemerintah perlu membuat varian kebijakan terkait stimulus ekonomi
Pemerintah perlu membuat berbagai varian kebijakan terkait stimulus ekonomi yang konkrit agar daya beli dan aktivitas usaha dan produksi terus bergeliat.
“Kami rasa itu yang harus dilakukan oleh pemeritah sehingga akan terjaga tingkat konsumsi ekonomi masyarakat dan rasa optimisme ekonomi tumbuh 5,3 % di tahun 2023 bisa di raih,” kata Achmad.
2. Mengedepankan prudent
Seluruh jaringan BTM diminta selalu mengedepankan prudent (kehati–hatian) dalam menyalurkan pembiayaan serta mengedepankan mitigasi risiko, khususnya pada kuartal pertama 2023 (Januari–Maret).
“Dengan demikian BTM akan selalu siap dalam menghadapi risiko apapun terhadap segala probabilitas ekonomi nasional yang ada tanpa harus mengurangi peran dan fungsi BTM sebagai intermediasi anggota,” terangnya.
3. Mendukung pengembangan UMKM
Achmad meminta Induk BTM selalu mendukung pengembangan UMKM para anggota BTM dengan berbagai kluster jenis sektor riil yang ada.
Apalagi di tahun 2023, Induk BTM akan mendirikan BTM Business Consulting (BBC) sebagai strategi dalam pembinaan UMKM anggota BTM baik dari sisi kelembagaan dan capacity building dan sebagainya.
“Dengan demikian diharapkan kedepannya UMKM anggota BTM bisa naik kelas, ditambah peran BBC dalam operasionalnya bersinergi dengan berbagai pihak seperti LPH KHT (Lembaga Pemeriksa Halal Kajian Halal Thoyyib) Muhammadiyah, PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) Daerah, Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” jelasnya.
4. Mandiri
Sebagaimana amanah dalam Muhammadiyah Microfinance Summit II 2022 di Malang, Jawa Timur, Induk BTM akan terus membangun kemandirian BTM dan closed loop economy Muhammadiyah dengan cara membangun tatakelola BTM untuk menjadi Good Cooperative Governance (GCG).
“Dengan demikian pengembangan BTM dan Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) selaras dengan tujuh agenda Muhammadiyah untuk lima tahun ke depan di Muktamar ke–48 di Surakarta, di antaranya adalah mengembangkan AUM unggulan dan kekuatan ekonomi,” sebut Achmad.
5. Sinergi dengan berbagai pihak
Dalam mendukung ekonomi umat berbasis UMKM dan pengembangan lembaga keuangan mikro syariah, Induk BTM siap untuk bersinergi dengan berbagai pihak manapun seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah, KNEKS, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Bank Syariah dan lainnya.
Maka dari itu, diharapkan dengan sinergi dan kolaborasi itu sebagai partisipasi BTM menumbuhkan iklim yang sejuk dalam pengembangan ekonomi syariah di negeri ini.
“Lima hal inilah yang menjadian refleksi dan rekomendasi Induk BTM dalam menghadapi tahun 2023 dan kami merasa optimis untuk melewati moderasi ekonomi 2023 seperti halnya ketika kami menghadapi resesi ekonomi dua tahun kemarin di tengah pandemi Covid – 19,” ucap Achmad.
Comments (0)