Haedar Nashir Tegaskan Problem Rezimentasi Agama Harus Dicegah

Haedar Nashir Tegaskan Problem Rezimentasi Agama Harus Dicegah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Dialektika tvMu dengan tema 'Fenomena Rezimentasi Paham Agama', Sabtu (10/12). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan isu strategis adalah fenomena krusial yang sedang terjadi di masyarakat dan menuntut pemecahan masalah.

Lebih lanjut, ia mengatakan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 melahirkan enam isu strategis yang akan menjadi fokus Muhammadiyah periode 2022-2027. Salah satu isu strategis dari enam tema yang ada adalah problem rezimentasi agama.

Dalam acara Dialektika tvMu dengan tema 'Fenomena Rezimentasi Paham Agama' pada Sabtu (10/12), Haedar menegaskan fenomena ini mulai terjadi dan harus dicegah.

“Kita melihat juga ada problem rezimentasi agama di mana agama secara bias, tendensius dan subjektif baik itu berbentuk paham atau golongan ingin disenyawakan dengan negara lalu menjadi kekuatan negara. Ini bagi kami berlawanan dengan dasar konstruksi ide dan cita-cita Indonesia sebagai negara Pancasila,” terangnya.

Haedar menjelaskan Pancasila adalah hasil kesepakatan para pendiri bangsa yang harus senantiasa dijaga. Bagi Muhammadiyah, ujar dia, ikhtiar itu dinyatakan lewat dokumen resmi Darul Ahdi wa Syahadah.

“Semua bertemu di situ, negara hasil kesepakatan bersama dan kita tidak boleh keluar dari situ termasuk bentuk negara. Indonesia bukan negara sekuler, maka jangan dibawa jadi negara sekuler dan Indonesia bukan negara agama maka jangan dibawa menjadi negara agama,” jelasnya.

“Negara agama itu bukan saja semata-mata kekhilafahan, itu jelas kita tolak, atau negara berdasar agama tertentu, tapi juga menjadikan paham agama tertentu, mazhab tertentu, kekuatan agama tertentu itu mendominasi negara dan bersenyawa dengan negara lewat politik,” lanjut Haedar.

Menurut Haedar, jika masalah ini dibiarkan berlarut dan terus terjadi dikhawatirkan Indonesia tidak saja kehilangan Pancasila, tetapi juga terjatuh ke dalam konflik horisontal sebagaimana perang sipil yang pernah terjadi di Eropa.

“Nah ini akan ada problem besar jatidiri Indonesia sebagai negara Pancasila menjadi tereliminasi. Kedua, akan ada problem serius di mana akan ada pertentangan kelompok agama melawan kekuatan agama di balik negara itu,” sebutnya.

“Atau di (khazanah) Islam ada istilah mihnah (ujian), ketika suatu mazhab berkuasa dan menghabisi mazhab lain yang tidak berkuasa, ini tidak boleh terjadi ke depan dan menjadi perhatian kita ke depan,” tandas Haedar.

VIDEO: Fenomena Rezimentasi Paham Agama