Indonesia Dinilai Perlu Perkuat Potensi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

Indonesia Dinilai Perlu Perkuat Potensi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal
Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader PWM Jawa Barat, Wisnu Cahyadi di acara Gerakan Subuh Mengaji dengan tema 'Peran Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dalam Menghadapi Ancaman Resesi Global', Jumat (10/2/2023). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Krisis pangan menjadi ancaman global saat ini. Sejumlah formula terus dirumuskan agar dunia bisa melalui ancaman itu. Kondisi di Indonesia, bahan pokok seperti gandum, jagung, dan kedelai mengalami kenaikan harga karena stok terus menipis.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Wisnu Cahyadi menilai Indonesia perlu memperkuat potensi pangan berbasis sumber daya lokal dalam menghadapi krisis pangan. Menurutnya, pemanfaatan pangan lokal merupakan alternatif sekaligus sumber pangan pokok dan energi terbarukan.

Hal itu disampaikan Cahyadi di acara Gerakan Subuh Mengaji dengan tema 'Peran Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dalam Menghadapi Ancaman Resesi Global' pada Jumat (10/2/2023).

Dia pun menyebutkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menjadi penyelamat bila kehadirannya dapat dimaksimalkan. Selain itu, mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di daerah dan desa.

Lebih lanjut, Cahyadi menuturkan saat masa krisis seperti pada tahun 1998 dan masa pandemi Covid-19, UMKM menjadi garda paling depan yang dapat bertahan dan menjadi solusi dalam menghadapi masalah ekonomi.

Menurut dia, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.

Cahyadi menyampaikan, Muhammadiyah juga dapat membantu Indonesia dalam menghindari krisis pangan dengan memanfaatkan potensi anggota, ranting dan amal usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ia mengatakan seluruh anggota, ranting dan amal usaha Muhammadiyah ini dapat memberdayakan masyarakat dengan menciptakan inovasi usaha, atau memaksimalkan sumber daya lokal.

Oleh karena itu, Cahyadi mendorong kader Persyarikatan memiliki keyakinan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk lepas dari kemiskinan dan krisis. Baginya, strategi paling fundamental dalam menyudahi krisis ini ialah dengan mengubah ideologi yang serba konsumtif menjadi ideologi produktif, penuh semangat, dan berpola pada kemandirian.

“Jika berhasil menyudahi krisis, maka Persyarikatan akan terasa eksistensinya di tengah masyarakat, terasa manfaatnya bagi orang banyak, dan menjadi gerakan yang penuh keberkahan,” sebutnya.

Adapun beberapa program produk pangan berbasis potensi daerah yang telah dilakukan seperti pembuatan minyak kelapa berbasis teknologi tepat guna, air kelapa yang diolah jadi nata de coco, tempurungnya menjadi arang yang bernilai ekonomis.

Kemudian perkebunan strowbery yang dapat diolah menjadi ragam olahan pangan. Selain itu, peternakan belut hingga lele yang tersebar di hampir seluruh Jawa Barat.

“Itulah yang bisa saya sampaikan bahwa kita di Muhammadiyah memiliki potensi yang cukup besar karena basis daerah dan ranting yang begitu banyak yang bisa menjadi solusi dari krisis pangan. Kita manfaatkan produk lokal agar terhindar dari krisis global,” jelas Cahyadi.

VIDEO: Peran Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dalam Menghadapi Ancaman Resesi Global