Kemendikdasmen dan Badan Gizi Nasional Jalin Kerja Sama Tingkatkan Pemenuhan Gizi bagi Peserta Didik

Kemendikdasmen dan Badan Gizi Nasional Jalin Kerja Sama Tingkatkan Pemenuhan Gizi bagi Peserta Didik
Kemendikdasmen dan Badan Gizi Nasional menjalin kerja sama dalam meningkatkan pemenuhan gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia, Kamis (27/3). Foto: Kemendikdasmen.

TVMU. TV - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Badan Gizi Nasional menjalin kerja sama dalam meningkatkan pemenuhan gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia, Kamis (27/3).

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan di Gedung A, Lantai 3, Kemendikdasmen oleh Mendikdasmen, Abdul Mu’ti dan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana.

Hal ini menandai langkah strategis pemerintah dalam menciptakan generasi bangsa yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan apresiasi terhadap Badan Gizi Nasional atas percepatan program pemenuhan gizi bagi peserta didik.

“Alhamdulillah, kita bersyukur program-program Badan Gizi Nasional berjalan lebih cepat dan melampaui ekspektasi sebelumnya. Kami berterima kasih karena penerima manfaat terbesar dari program ini adalah mereka yang belajar di Kemendikdasmen, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Dengan program Makan Bergizi Gratis, Insya Allah kita memiliki generasi yang lebih sehat, kuat, dan berkarakter,” ucap Mendikdasmen di Jakarta, Kamis (27/3).

Lebih lanjut, Menteri Mu’ti mengatakan bahwa program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi peserta didik, tetapi juga menjadi sarana membangun pendidikan karakter, seperti kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, serta menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian.

Dia menambahkan bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari upaya membangun generasi yang sehat dan kuat, serta berkarakter dan berakhlak mulia.

“Program ini juga menjadi sarana untuk memperkuat pendidikan karakter dan menanamkan nilai-nilai utama, seperti kebersamaan, tanggung jawab, serta kesantunan. Selain itu, kami telah mengoptimalkan peran UKS sebagai ujung tombak implementasi program ini di sekolah, melakukan digitalisasi sarana-prasarana pendukung gizi, serta memperkuat data melalui dashboard program MBG guna memastikan kebijakan berbasis bukti,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam menurunkan angka kekurangan gizi pada anak usia sekolah.

“Program ini merupakan bentuk investasi besar dari pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju Generasi Emas 2045. Saat ini, pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi, bertambah sekitar enam orang per menit atau tiga juta per tahun. Jika mencakup seluruh anak usia sekolah, jumlah yang seharusnya mendapatkan manfaat ini adalah 70 juta anak,” kata Dadan.

Dadan menekankan pentingnya akses keluarga miskin terhadap makanan bergizi seimbang.

“Salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses keluarga miskin terhadap makanan dengan gizi seimbang. Oleh karena itu, kami berusaha memastikan bahwa setiap anak, terutama dari kelompok rentan, mendapatkan asupan gizi yang baik. Gizi seimbang mencakup protein, karbohidrat, serat, buah, dan susu. Jika intervensi ini tidak dilakukan sejak dini, kita berisiko memiliki tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas pada tahun 2045,” ucapnya.

Kemudian, Dadan juga menyoroti dampak positif dari program ini. Ia mengatakan bahwa Badan Gizi Nasional telah mengamati dampak positif dari program MBG di sekolah-sekolah yang telah mendapatkan makanan bergizi lebih dari satu tahun. Anak-anak menjadi lebih ceria, aktif, dan sehat, serta angka kehadiran sekolah meningkat hingga 99 persen.

“Bahkan di Papua, ada cerita seorang nenek yang kesulitan membangunkan cucunya untuk sekolah. Namun, sejak adanya program makanan bergizi, anak tersebut bangun lebih awal dan semangat ke sekolah,” tuturnya.

Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menjelaskan bahwa Nota Kesepahaman ini mencakup berbagai aspek kerja sama, termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia, koordinasi dan edukasi, pemanfaatan sarana dan prasarana, serta pertukaran data dan informasi.

“Nota Kesepahaman ini telah melalui proses yang cukup panjang sejak Februari lalu dan akhirnya siap untuk ditandatangani hari ini. Komunikasi antara Kemendikdasmen dengan Badan Gizi Nasional sudah dijalin sejak September 2024. Kami berharap kerja sama ini memberikan manfaat besar bagi pemenuhan gizi peserta didik,” terang Suharti.

Dengan adanya sinergi ini, intervensi gizi diharapkan lebih tepat sasaran, tidak hanya mengatasi kekurangan gizi tetapi juga membentuk karakter dan mendukung gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk jajaran pejabat Kemendikdasmen, Badan Gizi Nasional, serta mitra strategis seperti UNICEF dan Tanoto Foundation.

Setelah sesi penandatanganan, acara dilanjutkan dengan pertukaran cinderamata dan sesi foto bersama sebagai simbolisasi dimulainya kolaborasi strategis ini.

Melalui kerja sama ini, pemerintah berharap bahwa setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, dapat tumbuh dengan asupan gizi yang cukup dan memiliki masa depan yang lebih cerah.

Program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya meningkatkan kesehatan anak-anak di sekolah, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

VIDEO: Tabligh Akbar Gema Kampus Ramadhan UMS 1446 H Bersama Abdul Mu'ti