Pandangan Muhammadiyah Soal Politik, Simak Penjelasan Abdul Mu'ti!
TVMU.TV - Politik dalam pandangan Muhammadiyah masuk wilayah muamalah duniawiyah. Karena masuk dalam wilayah muamalah duniawiyah, maka dalam urusan politik tentu banyak bolehnya, dan memberikan ruang fleksibel untuk melakukan kreasi-kreasi dalam berpolitik.
Demikian hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) bertajuk 'Muhammadiyah di Tengah Kontestasi Politik' yang disiarkan di tvMu, Ahad (5/11).
“Urusan muamalah duniawiyah, kita diberikan kebebasan untuk kita mengembangkan berbagai bentuk kreativitas, karena memang tidak ada contohnya dan tidak ditentukan bentuknya,” jelasnya.
Sebagaimana usul fikihnya, jelas Mu'ti, hukum asal muamalah duniawiyah boleh kecuali ada yang dilarang. Menurutnya, hal itu berbeda dengan ibadah, yang asalnya semua tidak boleh sampai ada perintah.
Dalam konteks ajaran Agama Islam, Mu'ti menerangkan, termasuk sistem politik juga tidak dijelaskan oleh Nabi Muhammad. Kenyataan tersebut juga menjadi acuan atau landasan Muhammadiyah dalam memandang politik.
Meski asalnya semua boleh, ungkap dia, namun yang perlu diperhatikan dalam berpolitik adalah akhlak. Sebab berpolitik adalah soal bagaimana seorang berinteraksi dengan yang lain, sehingga aspek akhlak ini penting dimiliki dan dikuatkan oleh politisi.
Ia menambahkan, aspek akhlak ini mengharuskan politisi muslim supaya tidak berkata tercela, menghardik, bahkan mencaci maki lawan politiknya. Pasalnya, hal tersebut bertentangan dengan akhlak yang diajarkan dalam Islam yaitu berkata yang baik atau qaulan karima.
Disisi lain, Mu'ti menyampaikan Muhammadiyah juga memandang politik sebagai bagian dari berdakwah, yaitu sebagai wadah untuk menghadirkan dan mentransformasikan ajaran agama Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Seperti dengan dakwah lainnya, Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebutkan berpolitik juga memerlukan strategi untuk bisa mengantarkan sampai kepada tujuan yang dikehendaki. Misalnya, dakwah melalui politik seperti yang dilakukan oleh wali.
“Para wali di dalam menyebarkan ajaran agamanya itu kan menggunakan pendekatan struktural,” tutur Mu'ti.
VIDEO: Gerakan Subuh Mengaji 'Muhammadiyah di Tengah Kontestasi Politik'
Comments (0)