Syekh Yusuf Qaradhawi Meninggal, Haedar Nashir: Ulama Besar yang Moderat dan Maju

Syekh Yusuf Qaradhawi Meninggal, Haedar Nashir: Ulama Besar yang Moderat dan Maju
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/ Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan umat Islam sedunia saat ini sedang berduka atas meninggalnya ulama besar yang berpikiran moderat dan maju, yakni Syekh Yusuf Qaradhawi.

"Transformasi pemikirannya yang semula lebih puritan menjadi maju menunjukkan perkembangan pemikiran Islam yang selalu dinamis dan tidak statis," tulis Haedar melalui akun Instagram miliknya @haedarnashirofficial, Selasa (27/9).

Dia juga menceritakan kenangan saat bertemu yang sang ulama besar tersebut di Jakarta. Kala itu, Syekh Yusuf Qaradhawi pernah berkunjung ke PP Muhammadiyah di Jakarta tiga dekade lalu.

"Yusuf Qaradhawi ketika berkunjung ke PP Muhammadiyah di Jakarta tiga dekade lalu dengan tegas menyatakan hisab itu qothiy (pasti) sedangkan rukyat itu dhanny (meragukan, banyak kemungkinan) sangat mencerdaskan dan mencerahkan umat," tutur Haedar Nashir.

Selain itu, Haedar Nashir menyebutkan, Syekh Yusuf Qaradhawi juga melalui karya-karyanya terbaru banyak mempromosikan pandangan keislaman yang wasathiyyah. Beliau mengajak umat Islam agar maju dan tengahan dalam beragama, serta tidak fanatik dan ekstrem, termasuk dalam ideologi dan politik.

"Beliau memiliki pandangan yang tengahan dengan dasar argumentasi nash yang kuat," lanjutnya.

“Karyanya tentang jihad yang sangat tebal juga memahamkan tentang jihad multiaspek yang memerlukan pemahaman dan konteks yang luas,” terang Haedar.

Disisi lain, Syekh Yusuf juga mengajak umat Islam untuk hadir dan mampu menjawab tantangan zaman yang kompleks saat ini.

Menurut Haedar, Beliau ulama klasik yang mampu membaca dan berwawsan maju di tengah kehidupan modern dengan pandangan inklusif dan kosmopolitan.

“Ulama dan kader Islam muda di manapun saat ini penting belajar dan mengikuti jejak hidup dan pemikiran ulama besar ini. Bila ulama sepuh berpikir keislaman yang maju dan tengahan, maka terasa jumud manakala ulama-ulama muda Islam saat ini masih ada yang berpikiran konservatif dan ekslusif,” pungkasnya.