Beginilah Cara Muhammadiyah Mengisi Kemerdekaan Indonesia

Beginilah Cara Muhammadiyah Mengisi Kemerdekaan Indonesia
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/ Foto: Istimewa.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan Muhammadiyah sejak awal sampai sekarang lebih banyak melakukan aksi-aksi nyata dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.

“Kita ini Muhammadiyah pendiri republik ini, maka kita harus peduli dengan bangsa kita, kita peduli dengan umat muslim,” tegas Haedar di Pontianak, Sabtu (12/8).

Dalam relasi antara keislaman dan keindonesiaan, Haedar mengatakan Muhammadiyah memiliki pemikiran yang dikodifikasi dalam konsep Negara Pancasila Darul Ahdi Wasy Syahadah, sebagai negara kesepakatan dan persaksian.

Dikatakan Haedar, Pancasila disepakati sebagai dasar negara, kesepakatan tersebut tidak hanya dipekikan secara lisan, melainkan juga dipersaksian, yaitu dengan keterlibatan langsung Muhammadiyah dalam mengisi kemerdekaan dengan gerakan amal nyata.

Selain itu, Haedar menyebutkan, Muhammadiyah dalam mengisi kemerdekaan dilakukan melalui berbagai aksi nyata, seperti memajukan perekonomian umat dan bangsan yang masih tertinggal, termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan seterusnya.

“Pendidikan kita juga tertinggal human development indeks kita masih di bawah negara-negara ASEAN. Maka kita harus terus meningkatkan peran keumatan kita,” ungkap Haedar.

Tidak hanya itu, Haedar mengatakan Muhammadiyah juga menwakafkan kader-kader terbaiknya dari sebelum bahkan sampai sekarang untuk memajukan umat dan bangsa. 

Presiden RI pertama, Ir. Sukarno adalah anggota resmi Muhammadiyah, yang pernah menjadi guru sekolah Muhammadiyah di Bengkulu. Kemudian, Fatmawati istri Sukarno penjahit Bendera Merah Putih yang merupakan kader Nasyiah anak dari Hasan Din, Konsul Muhammadiyah Bengkulu.

“Mungkin banyak yang tidak tahu karena adanya politik bahkan sampai alergi, padahal anggota dan pimpinan Muhammadiyah. Bisa banyak dicontohkan seperti Soedirman, Insinyur Juanda, empat kali jadi menteri satu kali menjadi perdana menteri. Bahkan menjadi penggagas dan penentu kebijakan kementerian yang diakui oleh PBB, beliau merupakan kader dan pimpinan Muhammadiyah,” tutur Haedar.

VIDEO: Media Gathering Menyatukan Pandangan Kebangsaan