Mendikdasmen Minta Dukungan Muhammadiyah Realisasikan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Mendikdasmen Minta Dukungan Muhammadiyah Realisasikan Pendidikan Bermutu untuk Semua
Mendikdasmen, Abdul Mu’ti dalam Sidang Pleno Tanwir I Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Jumat (6/12). Foto: muhammadiyah.or.id.

TVMU.TV - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mengatakan, institusi pendidikan di bawah Persyarikatan Muhammadiyah menjadi wadah besar tempat belajar murid dan aktivitas mengajar guru-guru di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan Muhammadiyah adalah rumah besar pendidikan di Indonesia.

Diungkapkan Mu’ti, berdasarkan catatan resmi yang keluar pada 2023, Muhammadiyah miliki sekitar 5.354 sekolah atau madrasah. Sementara data pada April 2024 mencatat ada kurang lebih 1.054.000 murid yang sekolah di Muhammadiyah.

“Di seluruh Indonesia, termasuk jumlah guru yang paling banyak mengajar di Muhammadiyah, termasuk guru yang lulus P3K,” ungkap Mu’ti dalam Sidang Pleno Tanwir I Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Jumat (6/12).

Selain itu, Mu’ti mengatakan, dari 110.000 guru yang lulus P3K, ada lebih dari 10.000 guru Muhammadiyah yang lolos menjadi Guru P3K. Bagi dia, angka tersebut bukanlah sedikit.

“Jadi kalau ada komplain, guru Muhammadiyah itu habis dicabuti oleh P3K, saya kira setelah kita melihat angkanya bisa kita maklumi. Dengan jumlah sebesar itu,” lanjutnya.

Terkait hal itu, Mu’ti menyebutkan akan ada kebijakan baru terkait dengan guru P3K. Kedepan mereka tidak hanya ditempatkan di sekolah-sekolah negeri, tapi juga akan dikembalikan ke sekolah swasta asal mereka.

Oleh karena itu, ia meminta dukungan dari Muhammadiyah untuk merealisasikan program pendidikan bermutu untuk semua supaya bisa dijalankan. Sebab pendidikan bermutu untuk semua akan direalisasikan bergantung kualitas mutu pendidikan dan guru di Muhammadiyah.

Mu’ti menilai menghadirkan pendidikan bermutu untuk semua dapat ditempuh tidak hanya melalui pendidikan formal saja. Namun juga pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh komunitas maupun relawan mengajar.

Dalam konteks kerja sama dengan Muhammadiyah, Mu’ti menyebutkan ada beberapa majelis strategis yang bisa menjalankan program itu, di antaranya adalah Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pembinaan Masjid (LPCRPM), termasuk juga Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM).

Menurut Mu’ti, kedua unsur Pembantu Pimpinan (UPP) di Muhammadiyah itu strategis untuk menggarap program pendidikan bermutu untuk semua khususnya di daerah 3T. Tidak harus sekolah formal, melainkan bisa melalui komunitas jemaah dan lain sebagainya.

Dipersembahkan oleh:

Saksikan Penutupan Tanwir Muhammadiyah di Kupang