BP Haji Soroti Masalah Istitho'ah Jemaah Lansia di Hotel Transit Aziziyah

BP Haji Soroti Masalah Istitho'ah Jemaah Lansia di Hotel Transit Aziziyah
Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak melakukan kunjungan pemantauan layanan di hotel transit jemaah safari wuquf lansia, di wilayah Aziziyah, Mekkah pada Ahad (8/6). Foto: BP Haji.

TVMU.TV - Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Dahnil Anzar Simanjuntak menyoroti masalah mendasar terkait istitho'ah atau kemampuan jemaah untuk menunaikan ibadah haji, khususnya bagi kalangan lansia, disabilitas, dan kelompok risiko tinggi (Risti) dalam kunjungan pemantauan layanan di hotel transit jemaah safari wuquf lansia,  di wilayah Aziziyah, Mekkah pada Ahad (8/6).

"Saya hari ini mengunjungi banyak jemaah lansia di hotel transit Aziziyah ini. Dari data awal, seharusnya hotel ini bisa menampung sekitar 2.000 jemaah dari berbagai sektor, namun kenyataannya hanya bisa menampung sekitar 500 jemaah lansia, disabilitas, dan risti," ungkap Dahnil.

Menurut Dahnil, kondisi ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam validasi aspek istitho'ah kesehatan sejak dari tanah air. Ia menekankan bahwa pemeriksaan kesehatan bagi jemaah calon haji harus dilakukan secara jujur, akurat, dan bebas dari intervensi yang berpotensi merugikan jemaah.

"Jangan sampai ada pihak-pihak di daerah yang memanipulasi kondisi kesehatan jemaah hanya demi memenuhi kuota atau target pemberangkatan. Ini sangat tidak etis, apalagi sampai memperdaya jemaah lansia yang sebenarnya tidak dalam kondisi siap secara fisik dan mental," tegasnya.

Dahnil juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap jemaah yang berangkat dalam kondisi tidak layak secara medis, lalu menjadi sasaran eksploitasi, baik secara finansial maupun dalam bentuk pelayanan yang tidak semestinya.

"Saya minta para pejabat di Badan Penyelenggara Haji betul-betul melihat kondisi riil jemaah di lapangan, bukan hanya di atas kertas. Komitmen kita ke depan adalah membereskan persoalan ini," tambahnya.

Dalam pernyataannya, Dahnil kembali menegaskan pentingnya kebijakan istitho'ah dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab moral. Ia menekankan bahwa jemaah haji yang diberangkatkan harus benar-benar memenuhi syarat istitho'ah secara lahir dan batin, khususnya dari aspek kesehatan fisik dan mental.

"Kami ingin memastikan bahwa yang berangkat ke Tanah Suci benar-benar siap menjalani rangkaian ibadah haji yang berat ini. Jangan sampai keberangkatan jemaah justru menjadi beban yang membahayakan jiwa mereka atau membuka celah eksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," tutup Dahnil.